Rapat 3 Jam, DPR Bahas 'Rekaman Bocor' dengan Pertamina-PLN

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
09 July 2018 19:19
Komisi VII DPR memanggil PLN dan Pertamina untuk bahas soal proyek 'Rekaman Bocor' yang sempat melibatkan Menteri BUMN Rini Soemarno
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia- Komisi VII DPR RI hari ini melangsungkan Rapat Panitia Kerja (Panja) dengan mengundang Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto, Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Dalam rapat yang berlangsung kira-kira tiga jam tersebut, proyek terminal regasifikasi di Bojonegara, Banten, menjadi pembahasan utama. Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron mengatakan, pihaknya ingin mengetahui lebih detil terkait penyebab proyek tersebut dihentikan.



"Pembahasan tentang terminal regasifikasi di Bojonegara, yang tidak berlanjut, dan kami ingin melihat lebih jauh, apa yang menyebabkan itu tidak berlanjut," tutur Herman kepada media ketika dijumpai usai rapat panja di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (9/7/2018).

Lebih lanjut, Herman mengatakan, berdasarkan laporan dari berbagai pihak yang terlibat, proyek tersebut tidak dilanjutkan karena tersangkut masalah minat.

"Ternyata, permintaannya tidak ada. Dari rencana 500 mmcfd, kebutuhannya cuman 50 mmbtu. Secara bisnis ini tidak layak, jadi dihentikan. Tapi di sisi lain, kami minta pemerintah untuk bisa kasih informasi detil soal neraca kebutuhan dan neraca permintaan serta neraca supply yang saat ini ada, tentang gas di Indonesia," terang Herman.

"Apalagi ada komunikasi yang di rekaman itu ya, tapi ini sudah clear, tidak ada yang melanggar hukum kok. Proyek tidak dilanjutkan kerena sesuai situasi yang obyektif," tambahnya.

Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pun mengkonfirmasi hal tersebut. Ia juga menambahkan, head of agreement (HoA) proyek tersebut sudah tidak berlaku dan tidak diperpanjang.

Adapun, Nicke mengaku, tidak dilanjutkannya proyek ini tidak memberikan kerugian apapun bagi Pertamina.

Proyek terminal LNG Bojonegara ini adalah proyek yang sebelumnya sempat disebut-sebut oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dalam rekaman percakapannya dengan Direktur Utama PLN Sofyan Basir yang beberapa waktu lalu beredar di masyarakat.

CEO Kalla Grup yang juga merupakan putra Jusuf Kalla, Solihin Kalla, akhirnya buka-bukaan soal proyek terminal LNG yang disebut-sebut oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur PLN Sofyan Basir dalam rekaman yang bocor. 

Solihin mengklarifikasi soal proyek terminal LNG yang digagas oleh anak usaha Kalla Grup, PT Bumi Sarana Migas (BSM) yang berada di Bojonegara, Serang, Banten. Ia menegaskan bahwa proyek tersebut murni kerjasama berskema Public Private Partnership (PPP) yang ditawarkan BSM ke Pertamina dan PLN.

Tak hanya mengklarifikasi soal proyek, Solihin juga membuka peran Ari Soemarno dalam pembangunan terminal LNG tersebut. Ari, seperti diketahui, disebut-sebut dalam percakapan di mana Sofyan meminta tolong kepada Menteri Rini untuk bicara dengan kakaknya agar bisa memberikan PLN porsi kepemilikan saham lebih besar di terminal LNG. 

Menurut Solihin, karena proyek ini terhitung skala besar dan memiliki tingkat kehandalan tinggi serta kompetitif dibanding terminal LNG lain di Indonesia, perusahaannya saat itu membutuhkan konsultan di bidang migas. 

Untuk itu, katanya, pada 2013, BSM meminta Ari Soemarno bergabung sebagai Koordinator Senior Proyek LNG dengan tujuan proyek ini nantinya bisa menjadi salah satu cara efisienkan pendistribusian gas.
(gus) Next Article Di Balik Drama Rekaman Bocor Menteri Rini dan Bos PLN

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular