Piala Dunia 2018

Memukau di Piala Dunia, Ini Kunci Bangkitnya Sepakbola Jepang

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 July 2018 11:31
J-League Bangkitkan Sepakbola Jepang
Foto: REUTERS/Murad Sezer
Kelahiran J-League jadi awal kebangkitan sepakbola Jepang. Sejak kelahirannya, J-League punya norma yang konsisten dilaksanakan sampai saat ini. Aturan dasar tersebut adalah:
  1.      Klub yang ikut serta harus memiliki stadion sendiri.
  2.      Stadion yang dipakai harus berkapasitas minimal 15.000 penonton.
  3.      Klub harus memiliki sponsor finansial untuk mengikis afiliasi dengan perusahaan tertentu.
Tidak main-main, J-League pun punya cetak biru perencanaan 100 tahun! Pada 2092, bertepatan dengan ulang tahun J-League yang ke-100, Jepang ingin memiliki 100 klub sepakbola profesional. Ini dilakukan dengan terus membina klub-klub amatir dan semi-profesional untuk naik kelas. 

Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipatuhi klub jika ingin naik kelas menjadi profesional, mengutip penjelasan di situs J-League.

Organisasi:
  1.      Klub harus berbentuk perusahaan atau entitas non-profit yang bertujuan untuk sepakbola, tidak ada lainnya, dan status ini harus lebih dari setahun.
  2.      Saham mayoritas harus dimiliki oleh pihak Jepang.
  3.      Harus mempekerjakan karyawan minimal empat orang, salah satunya di posisi manajerial.
  4.      Harus mengadopsi sistem penggajian sesuai undang-undang ketenagakerjaan.
  5.      Harus memiliki pengelolaan keuangan yang baik dan patuh terhadap audit tahunan.
  6.      Harus memegang hak atas kekayaan intelektual terhadap nama klub, logo, dan hak cipta lainnya.
 Stadion dan fasilitas latihan:
  1.      Harus disetujui oleh persatuan sepakbola setempat.
  2.      Harus disetujui oleh pemerintah setempat.
  3.      Harus berlokasi di kota klub berasal.
  4.      Harus membangun fasilitas latihan.
 Lainnya:
  1.      Harus bermain di liga regional sebelumnya.
  2.      Harus memiliki sistem pembinaan pemain muda dalam waktu lebih dari setahun.
  3.      Harus mematuhi aturan J-League.
Saat dimulai, J-League hanya beranggotakan 10 klub. Namun, saat ini J-League telah bertranformasi dengan membentuk tiga divisi yaitu J1, J2, dan J3. Total saat ini sudah ada 57 klub profesional. Sudah lebih dari separuh target 100 tahun tercapai dalam waktu 26 tahun. 

Berkat kompetisi yang rapi, terstruktur, profesional, dan konsisten, J-League menjelma kawah candradimuka yang mampu melahirkan bakat-bakat luar biasa. Mulai dari Hidetoshi Nakata, Masashi 'Gon' Nakayama, Atsushi Yanagisawa, sampai generasi Maya Yoshida dan Shinji Kagawa. 

Tidak hanya itu, J-League juga merupakan liga yang kompetitif. Kita tentu masih ingat kapten Brasil di Piala Dunia 1998, Dunga. Kala itu, Dunga bermain di Jubilo Iwata dan mampu menjadi pemimpin Brasil yang melaju sampai ke laga final. 

Musim depan, J-League akan kedatangan bintang baru, yaitu Andres Iniesta, eks kapten Barcelona. Kebetulan, Iniesta sejak kecil sudah mengidolakan Kapten Tsubasa sehingga bertualang ke Jepang bisa dibilang mewujudkan impiannya. 

Bila J-League terus konsisten dikelola dengan cara seperti ini, atau bahkan lebih baik, maka bukan tidak mungkin Jepang semakin bisa berbicara banyak di pentas sepakbola internasional. Inilah hasilnya kalau liga sepakbola dikelola secara profesional dan konsisten. Tidak seperti di... Ah, sudahlah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/prm)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular