Piala Dunia 2018

Pembajakan Hak Siar Piala Dunia Terus Berlanjut

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
27 June 2018 19:20
Pemerintah Arab Saudi membantah siaran televisi bajakan BeoutQ berbasis di Saudi.
Foto: REUTERS/Mariana Bazo
Jakarta, CNBC Indonesia - Cekcok antara Arab Saudi dan Qatar tentang siaran turnamen sepakbola Piala Dunia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, sementara otoritas sepakbola internasional dan Eropa juga ikut terlibat.

Stasiun penyiaran olahraga dan hiburan beIN Sports milik Qatar, yang memiliki hak eksklusif untuk menampilkan pertandingan Piala Dunia di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, menuduh saluran televisi BeoutQ yang mengklaim berbasis di Arab Saudi mencuri dan menyiarkan liputannya tentang turnamen olahraga di Rusia secara ilegal.

Arab Saudi menampik klaim tersebut dan memandang percekcokan itu sebagai bagian lain dalam sengketa diplomati antara kedua negara bertetangga itu di tengah blokade Saudi terhadap Qatar, dilansir dari CNBC International.

Badan pengatur sepakbola internasional, yang meraup jutaan dolar dari penjualan hak siar pertandingan itu, juga ikut terlibat.

FIFA yang merupakan asosiasi sepakbola internasional mempublikasikan sebuah pernyataan di pertengahan bulan Juni. Lembaga itu mengatakan pihaknya "mengetahui bahwa sebuah saluran pembajakan bernama BeoutQ telah mendistribusikan pertandingan pembuka Piala Dunia FIFA 2018 secara ilegal di kawasan MENA [Middle East and North African/Timur Tengah dan Afrika Timur]".

"FIFA menanggapi pelanggaran kekayaan intelektual ini dengan sangat serius dan menjelajahi semua opsi untuk menghentikan pelanggaran haknya, termasuk bertindak melawan organisasi sah yang dipandang mendukung aktivitas ilegal semacam itu. Kami menyangkal BeoutQ telah menerima segala bentuk hak dari FIFA untuk menyiaran acara FIFA," katanya.

FIFA mengonfirmasi bahwa pihaknya mempertimbangkan langkah hukum terhadap stasiun televisi yang dikabarkan tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan penyiaran pertandingan Piala Dunia. The Guld Times melaporkan ketika beIN Sports menaruh lambang stasiun televisinya di bagian bawah layar untuk memberi tahu para penonton BeoutQ bahwa mereka menonton tayangan curian, stasiun televisi asal Saudi itu "menutupinya dengan pesan mereka sendiri".

Konfederasi Sepakbola Eropa (European Football Confederation/UEFA) pekan lalu juga menuduh saluran pembajakan itu mendistribusikan pertandingan Etopa secara ilegal.

"UEFA sangat mengutuk segala penyiaran tidak sah dan aktivitas streaming ilegal, kami mengetahui bahwa sebuah saluran pembajakan, bernama BeoutQ yang berbasis di Arab Saudia, telah mendistribusikan Liga Champion UEFA dan Liga Eropa UEFA secara ilegal sepanjang musim 2017/2018, termasuk final Liga Champion UEFA di Kiev tanggal 16 Mei," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis pekan lalu.

"UEFA mempertimbangkan bahwa pembajakan ilegal dari tayangan sepakbola langsung, khususnya yang dilakukan oleh BeoutQ, menimbulkan ancaman signifikan ke sepakbola Eropa," kata pernyataan tersebut. "Untuk menghindari keraguan, BeoutQ belum menerima hak apapun dari UEFA untuk menyiarkan segala acara UEFA."

Permainan Arab Saudi dimulai

Arab Saudi tidak menerima tuduhan-tuduhan tersebut. Qatar, FIFA dan UEFA pun menerima teguran tajam dari negara kerajaan itu. Menteri Olahraga Arab Saudi Turki al-Sheikh berkicau di Twitter Kamis (21/6/2018) lalu untuk memberi serangkaian komentar pedas yang mengkritisi UEFA dan FIFA, serta keputusan mereka untuk memperbolehkan beIN Sports - yang dia sindir sebagai alat propaganda Qatar - dalam menayangkan pertandingan.

Kementerian Informasi Saudi juga menolak tuduhan bahwa BeoutQ berbasis di kerajaannya dan pada hari Jumat (22/6/2018) menyatakan klaim UEFA "sangat tidak tepat".

"Kementerian Informasi mengetahui tuduhan tidak bertanggungjawab yang dibuat di dalam rilis pers UEFA terkait sebuah entitas yang diketahui sebagai BeoutQ. UEFA mengklaim dengan tidak berdasar bahwa BeoutQ 'berbasis di Arab Saudi'. Kementerian Media dengan tegas menolak klaim ini."

Dengan menyebut pernyataan UEFA "tidak bertanggungjawab", kementerian itu juga menambahkan bahwa Arab Saudi sebenarnya "tanpa henti memberantas aktivitas BeoutQ di dalam negaranya".

"Misalnya, Kementerian Perdagangan telah menyita ribuan boks set-top yang akan digunakan untuk melanggar kekayaan intelektual [intellectual property/IP] di Kerajaan Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi sedang dan akan tetap berkomitmen melindungi hak-hak IP di dalam negara," katanya.

Cekcok terjadi di antara Arab Saudi dan Qatar saat ini setelah Saudi, bersama-sama dengan Bahrain, Uni Emirat Arab dan Kuwait, menerapkan blokade perekonomian ke negara kecil di Arab tersebut tahun lalu. Mereka menuduh negara itu mendukung terorisme, tuduhan yang ditolak oleh Qatar. Konsekuensi untuk kebuntuan itu adalah Arab Saudi, dan sejumlah sekutunya, melarang stasiun penyiaran Qatar yakni Al Jazeera beroperasi ataupun melakukan siaran di negara-negara mereka.

Kementerian Informasi Saudi mengatakan dalam penyataannya bahwa beIN Sports Qatar "adalah sumber dari tuduhan gegabah UEFA [dan itu adalah] anak perusahaan Al Jazeera Media Network."

Kementerian kembali mengulang klaimnya bahwa Al Jazeera "adalah punggawa media utama Qatar dalam mendukung terorisme dan mempromosikan ketidakstabilan di kawasan. Al Jazeera menyediakan platform media bagi teroris untuk menyebarluaskan pesan kekerasan mereka. Kerajaan Arab Saudi juga melarang penyiaran dari beIN Sports di Arab Saudi dengan alasan yang sama."
(dob) Next Article Penonton Piala Dunia 2018 Cetak Rekor Baru!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular