Impor Baja RI Melonjak Sejak 2009

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 June 2018 08:43
Baja asal China menjadi baja yang paling banyak diimpor oleh Indonesia, yakni mencapai 3,1 juta metrik ton.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia adalah importir baja terbesar kedua di dunia. Secara nilai, baja sendiri memiliki porsi sekitar 5% dari total barang yang diimpor Indonesia.  

Mengutip International Trade Administration (ITA) Indonesia memang adalah net importir untuk komoditas baja. Sejak 2009, tingkat impor baja Indonesia mulai berada dalam tren menanjak. Antara 2009 dan 2017, impor Indonesia sudah meningkat 102%.

Di periode yang sama, defisit perdagangan baja Indonesia melebar, dari semula 4,2 juta metrik ton, menjadi 9 juta metrik ton, atau meningkat 97%.

Khusus pada 2017, volume impor mencapai 11,4 juta metrik ton atau turun 9% dibandingkan dengan 2016 sebesar 12,5 juta metrik ton. 


Produk baja flat merupakan jenis yang paling banyak diimpor oleh Indonesia yakni sebanyak 4,9 juta metrik ton pada 2017, dengan kontribusi sebesar 43% dari total impor baja.

Setelah baja flat, baja setengah jadi berada di posisi kedua (4,1 juta metrik ton), lalu produk panjang/long (1,5 juta metrik ton), dan produk pipa dan tabung (473 ribu metrik ton).

Baja asal China menjadi baja yang paling banyak diimpor oleh Indonesia, yakni mencapai 3,1 juta metrik ton. Catatan itu diikuti oleh Jepang (2,1 juta metrik ton), Korea Selatan (1,4 juta ton), dan Rusia (0,97 juta metrik ton).


Produksi baja mentah Indonesia naik 39% antara 2009 dan 2015. Meski demikian, antara 2015 dan 2016, produksi baja menurun 2% ke 4,7 juta metrik ton. Sementara itu, permintaan baja tanah air meningkat sebanyak 76% antara 2009 dan 2015.


Dengan peningkatan impor yang kontinu, hingga mencapai 3 kali lipat dari besaran produksi di Indonesia, pada tahun 2016, impor memang menjadi amat penting untuk memenuhi permintaan domestik.

PT Krakatau Steel Tbk adalah perusahaan produsen baja terbesar di Indonesia, di mana pemegang saham terbesarnya adalah pemerintah Indonesia.

Kapasitas produksi perusahaan plat merah ini mencapai 8 juta ton pada 2016. Beberapa perusahaan lain yang menjadi produsen utama dalam negeri adalah Grup Gunung Steel, Ispat Indo, dan Jatim Taman Steel.



(ray/ray) Next Article 'Bea Masuk Paling Tepat Halau Aksi Tipu Eksportir Baja Asing'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular