Internasional
China Hapus Tarif Pakan Ternak Saat Perang Dagang Memanas
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
26 June 2018 18:10

Beijing, CNBC Indonesia - China akan menghapuskan bea impor untuk bahan-bahan pakan ternak, termasuk kedelai, soymeal, dan rapeseed dari lima negara di Asia, kata Kementerian Keuangan pada hari Selasa (26/6/2018). Ini adalah pertanda Beijing mencari pasokan komoditas alternatif saat ketegangan dagang dengan Amerika Serikat (AS) memanas.
China akan menghapuskan tarif kedelai, soymeal, tempe, rapeseed, dan makanan ikan dari Bangladesh, India, Laos, Korea Selatan, dan Sri Lanka dari tanggal 1 Juli, kata pihak kementerian yang dilansir dari Reuters.
Tarif untuk kedelai saat ini adalah 3%, sementara rapeseed 9%, soymeal dan tempe 5%, dan makanan ikan 2%.
Meskipun pemerintah telah merencanakan pemotongan tarif sejak bulan Maret, pemotongan itu mengindikasikan bahwa China mengambil langkah dalam mengurangi ketergantungan kedelai AS di tengah perselisihan dagang yang memanas di antara kedua negara. Kedelai adalah impor pertanian terbesar China dari AS berdasarkan nilainya.
"Itu menunjukkan sikap pemerintah bahwa kita akan mengimpor dari negara-negara lain. Pasar akan paham bahwa ini adalah sebuah sinyal," kata Monica Tu selaku analis di Shanghai JC Intelligence Co Ltd.
Di samping India, negara-negara lain yang mendapatkan penghapusan bea impor adalah produsen kedelai yang relatif kecil. Tidak satu pun dari mereka yang mengekspor minyak biji-bijian ke China di tahun 2017.
India menanam 11 juta ton biji-bijian dalam tahun pemasaran 2016/2017 tetapi hanya mengekspor 269.000 ton, menurut data dari Kementerian Pertanian AS.
Namun, negara itu mengekspor lebih dari 2 juta ton soymeal secara global.
Selain itu, India juga memproduksi 7 juta ton rapeseed dalam periode tersebut, tetapi tidak mengekspor hasil panennya.
China sepakat untuk menghapuskan tarif terhadap lebih dari 2.000 produk sebagai bagian dari Perjanjian Dagang Asia-Pasifik (Asia-Pacific Trade Agreement) yang ditandatangani di Thailand bulan Januari 2017. Kementerian Keuangan mengatakan pada bulan Maret tahun ini akan memperkenalkan pemotongan tarif mulai 1 Juli.
Tetap saja, tindakan itu muncul kurang dari dua pekan setelah Beijing berkata akan menerapkan tarif 25% tambahan terhadap 659 produk AS senilai $50 miliar, termasuk kedelai, ketika perang dagang antara kedua perekonomian terbesar di dunia itu memanas.
Hukuman tambahan adalah aksi pembalasan atas keputusan Washington memungut tarif ke produk-produk China, serta meningkatkan kekhawatiran bahwa bea baru itu akan meningkatkan ongkos dan memangkas pasokan bahan-bahan yang digunakan pada pakan ternak untuk sektor peternakan yang luas di negara ini.
(prm) Next Article AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!
China akan menghapuskan tarif kedelai, soymeal, tempe, rapeseed, dan makanan ikan dari Bangladesh, India, Laos, Korea Selatan, dan Sri Lanka dari tanggal 1 Juli, kata pihak kementerian yang dilansir dari Reuters.
Tarif untuk kedelai saat ini adalah 3%, sementara rapeseed 9%, soymeal dan tempe 5%, dan makanan ikan 2%.
"Itu menunjukkan sikap pemerintah bahwa kita akan mengimpor dari negara-negara lain. Pasar akan paham bahwa ini adalah sebuah sinyal," kata Monica Tu selaku analis di Shanghai JC Intelligence Co Ltd.
Di samping India, negara-negara lain yang mendapatkan penghapusan bea impor adalah produsen kedelai yang relatif kecil. Tidak satu pun dari mereka yang mengekspor minyak biji-bijian ke China di tahun 2017.
India menanam 11 juta ton biji-bijian dalam tahun pemasaran 2016/2017 tetapi hanya mengekspor 269.000 ton, menurut data dari Kementerian Pertanian AS.
Namun, negara itu mengekspor lebih dari 2 juta ton soymeal secara global.
Selain itu, India juga memproduksi 7 juta ton rapeseed dalam periode tersebut, tetapi tidak mengekspor hasil panennya.
China sepakat untuk menghapuskan tarif terhadap lebih dari 2.000 produk sebagai bagian dari Perjanjian Dagang Asia-Pasifik (Asia-Pacific Trade Agreement) yang ditandatangani di Thailand bulan Januari 2017. Kementerian Keuangan mengatakan pada bulan Maret tahun ini akan memperkenalkan pemotongan tarif mulai 1 Juli.
Tetap saja, tindakan itu muncul kurang dari dua pekan setelah Beijing berkata akan menerapkan tarif 25% tambahan terhadap 659 produk AS senilai $50 miliar, termasuk kedelai, ketika perang dagang antara kedua perekonomian terbesar di dunia itu memanas.
Hukuman tambahan adalah aksi pembalasan atas keputusan Washington memungut tarif ke produk-produk China, serta meningkatkan kekhawatiran bahwa bea baru itu akan meningkatkan ongkos dan memangkas pasokan bahan-bahan yang digunakan pada pakan ternak untuk sektor peternakan yang luas di negara ini.
(prm) Next Article AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular