Internasional

Perusahaan Eropa Juga Khawatir akan Ambisi Teknologi China

Roy Franedya, CNBC Indonesia
21 June 2018 16:21
Foto: REUTERS/Rebecca Cook
Jakarta, CNBC Indonesia - Bukan hanya perusahaan Amerika Serikat (AS), perusahaan Eropa juga ternyata khawatir akan ambisi teknologi tinggi China.

Dalam laporan Kamar Dagang (Kadin) Uni Eropa (UE) di China yang dirilis hari Rabu (20/6/2018) disebutkan adanya "keprihatinan yang signifikan" di antara para anggotanya tentang "Made in China 2025", sebuah program pemerintah Negeri Tirai Bambu di bidang industri berteknologi tinggi, seperti robotika, mobil listrik, dan chip komputer, dengan tujuan menjadi pemimpin global.

Perusahaan-perusahaan Eropa yang beroperasi di China khawatir akan ada kebijakan industri seperti "pemberian perlakuan istimewa pada pemain China," kata laporan tersebut.

"Made in China 2025" adalah salah satu pembenaran utama pemerintah AS untuk dalam perang dagang kedua negara. Presiden Donald Trump mengatakan rencana dan kebijakan serupa lainnya "merugikan perusahaan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia."


Dalam laporan tahunannya Kadin Uni Eropa, yang mensurvei 532 perusahaan pada Februari hingga Maret 2018, menyebut 43% perusahaan telah melihat "peningkatan diskriminasi" akibat rencana tahun 2025, yang dianggap mempromosikan bisnis China.

Tetapi beberapa perusahaan Eropa yang lebih besar mengatakan mereka memperoleh manfaat dari strategi itu karena mereka mendapatkan akses yang lebih besar ke subsidi pemerintah China, khususnya di industri otomotif dan permesinan, menurut laporan itu. Beberapa perusahaan produsen mesin mengatakan rencana tersebut akan meningkatkan permintaan suku cadang dan alat mereka.

Mengutip CNN, para pejabat China telah berulang kali menolak kritik AS terhadap praktik perdagangan dan kebijakan industri di negara itu. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada hari Selasa (19/6/2018) mengatakan pemerintah AS "membuat tuduhan tanpa dasar terhadap China untuk melepaskan diri dari perilaku sepihak dan proteksionisnya."

Kadin Eropa menggemakan kekhawatiran pemerintah AS tentang perusahaan asing yang dipaksa untuk menyerahkan kekayaan intelektual untuk melakukan bisnis di China. Laporan itu mengatakan 19% responden survei "merasa terdorong untuk mentransfer teknologi sebagai pertukaran untuk akses pasar."

Perusahaan-perusahaan Cina bergerak maju

Laporan tersebut menyatakan pandangan perusahaan-perusahaan Eropa terhadap saingan mereka di China bergeser.

Untuk pertama kalinya, mayoritas responden dalam survei (61%) mengatakan "mereka menganggap perusahaan China sama atau lebih inovatif daripada perusahaan Eropa," menurut laporan tersebut.

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan Eropa berpendapat China menjadi tempat yang lebih sulit untuk melakukan bisnis daripada tahun sebelumnya karena berbagai masalah, seperti hambatan peraturan dan batasan pada akses pasar, kata laporan itu.

"Kita masih jauh dari lingkungan dengan persaingan yang sehat," kata Mats Harborn, presiden Kadin Uni Eropa, dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan itu.



(roy/prm) Next Article Trump Akan Umumkan Impor dari China yang Ditarget Bea Masuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular