Internasional

Kompetisi Ketat, Raksasa Telco Australia PHK 8.000 Pekerjaan

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
20 June 2018 09:45
Telstra menargetkan pemangkasan beban perusahaan ekstra sebesar Aus$1 miliar hingga 2022.
Foto: REUTERS/David Gray
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan telekomunikasi yang dominan di Australia, Telstra pada hari Rabu (20/6/2018) mengumumkan rencana untuk memangkas 8.000 pekerjaan atau seperempat dari karyawannya.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi drastis terbaru untuk menghadapi industri yang semakin kompetitif.

Keputusan salah satu perusahaan Australia dengan karyawan terbanyak ini adalah bagian dari target pemangkasan beban perusahaan ekstra sebesar Aus$1 miliar (Rp 10,4 triliun) di tahun 2022, menambah pemangkasan sejumlah Aus$1,5 miliar yang diumumkan sebelumnya.

Untuk merampingkan operasi, perusahaan itu juga akan memisahkan divisi mobile dan infrastruktur menjadi bisnis yang terpisah. "Kami menciptakan Telstra baru yang mampu terus memimpin pasar," kata CEO Telstra Andrew Penn, dilansir dari AFP.

"Di masa depan, tenaga kerja kami akan lebih sedikit, berbasis pengetahuan dengan struktur dan cara bekerja yang cukup tangkas untuk berurusan dengan perubahan cepat. Ini artinya beberapa posisi tidak lagi diperlukan, beberapa akan berubah dan akan ada juga yang baru diciptakan."

Pemangkasan itu dilakukan kurang dari sebulan setelah Telstra mengungkapkan laba tahun 2017/2018 kemungkinan akan ada di posisi bawah dari kisaran patokan Aus$10,1 miliar sampai Aus$10,6 miliar. Perusahaan menyebut peningkatan kompetisi di mobile dan fixed broadband sebagai penyebab kinerja yang lesu ini.

Pemberitahuan itu membuat saham perusahaan anjlok ke posisi terendah selama lebih dari enam tahun, yaitu Aus$2,71.

Telstra mempekerjakan 32.000 karyawan di 20 negara, menurut laporan tahunan terbarunya. Pekerjaan-pekerjaan yang akan dipangkas termasuk satu dari empat posisi eksekutif dan middle management.

Penn mengatakan perusahaan harus mengambil tindakan untuk tetap berada di atas pasar yang sangat kompetitif. "Tingkat dan laju perubahan di industri kamu semakin didorong oleh inovasi teknologi dan kompetisi," katanya.

"Di lingkungan ini, perusahaan tradisional yang tidak merespon adalah yang sangat berisiko. Kami telah bekerja keras mempersiapkan Telstra untuk dinamika pasar ini, sembari memastikan kami tidak bertindak secara drastis. Meskipun begitu, kami sekarang ada di titik kritis di mana kami harus bertindak tegas jika ingin terus menjadi perusahaan telekomunikasi yang terdepan di negara ini."

Bisnis infrastruktur

Telstra memiliki berbagai bisnis, termasuk fixed broadband, mobile, data dan IP, aplikasi dan layanan jaringan, media digital dan internasional. Bagian dari strategi barunya akan menciptakan unit bisnis infrastruktur yang berdiri sendiri sepenuhnya sejak tanggal 1 Juli.

Perusahaan itu akan dinamakan Telstra InfraCo, dan terdiri dari infrastruktur telekomunikasi jaringan tetap (fixed-network) termasuk pusat data, serat domestik yang tidak terkait dengan ponsel, kabel bawah laut internasional, pertukaran, tiang, saluran dan pipa.

Layanannya akan dijual ke Telstra, konsumen grosir dan National Broadband Network Australia, mengendalikan aset dengan nilai buku sekitar Aus$11 miliar.

"Seraya inovasi teknologi semakin bergantung pada konektivitas, peran infrastruktur telekomunikasi menjadi semakin penting," kata Penn.

"Hampir tidak ada inovasi teknologi sekarang ini yang tidak bergantung pada jaringan telekomunikasi berkualitas tinggi, dapat diandalkan, aman dan nyaman. Di dunia ini aset infrastruktur kami jadi lebih bernilai. Dengan menciptakan bisnis unit baru yang fokus pada infrastruktur, kami akan lebih mengoptimalkan dan mengelola aset-aset ini."

Telstra juga berniat untuk "memonetisasi aset hingga Aus$2 miliar selama dua tahun ke depan untuk memperkuat neraca keuangan", dan sudah menyisihkan Aus$600 juta dalam biaya restrukturisasi.


(roy) Next Article Penggunaan Data Meningkat 40% H-1 dan H+1 Lebaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular