Bos BCA Sebut Rupiah Terancam Jika BI Tak Naikkan Bunga
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 June 2018 09:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja angkat bicara mengenai rencana Bank Indonesia (BI) yang membuka peluang kembali menaikkan bunga acuannya.
Jahja, saat berbincang dengan CNBC Indonesia mengatakan, langkah tersebut memang sudah semestinya dilakukan agar tekanan terhadap nilai tukar rupiah tidak semakin menjadi-jadi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Harus dilakukan, karena tidak bisa lawan arus dunia. Kalau tidak dilakukan, kurs rupiah akan terancam," ungkap Jahja, Rabu (20/6/2018).
Menurut Jahja, apabila nilai tukar rupiah tertekan, maka dampaknya akan memengaruhi melonjaknya harga bahan baku konsumsi yang sebagian besarnya harus dipenuhi oleh industri melalui impor.
"Sehingga kalau kurs naik, maka bisa terjadi inflasi besar dan mengurangi daya beli masyarakat," katanya.
Dampak negatif tersebut, sambung Jahja, tentu akan menghilangkan momentum pertumbuhan ekonomi yang saat ini tengah digencarkan. Maka dari itu, keputusan BI membuka peluang menaikkan bunga acuan dianggap sudah tepat.
"Di AS, bunga mulai baik justru ekonomi bertambah bagus," jelasnya.
(dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Jahja, saat berbincang dengan CNBC Indonesia mengatakan, langkah tersebut memang sudah semestinya dilakukan agar tekanan terhadap nilai tukar rupiah tidak semakin menjadi-jadi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Harus dilakukan, karena tidak bisa lawan arus dunia. Kalau tidak dilakukan, kurs rupiah akan terancam," ungkap Jahja, Rabu (20/6/2018).
Dampak negatif tersebut, sambung Jahja, tentu akan menghilangkan momentum pertumbuhan ekonomi yang saat ini tengah digencarkan. Maka dari itu, keputusan BI membuka peluang menaikkan bunga acuan dianggap sudah tepat.
"Di AS, bunga mulai baik justru ekonomi bertambah bagus," jelasnya.
(dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular