Internasional

Debenhams Pangkas Proyeksi Laba dan Berencana Jual Gerai

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 June 2018 19:54
Gerai ritel asal Inggris, Debenhams, bakal pangkas proyeksi laba dan berencana jual gerai di Denmark
Foto: Muhammad Sabki
London, CNBC Indonesia- Gerai department store Inggris, Debenhams memangkas proyeksi labanya untuk ketiga kalinya dalam enam bulan pada hari Selasa dan mengatakan akan menjual toko-toko Denmark-nya untuk meningkatkan keuangan dan membantu mengatasi krisis industri di Inggris.
 
Serangkaian kelompok toko Inggris telah keluar dari bisnis atau mengumumkan rencana untuk menutup tokonya tahun ini akibat belanja konsumen yang lemah, meningkatnya pajak properti bisnis dan meningkatnya persaingan online.


 
Department store tampak sangat rentan, dimana Bhs bangkrut pada tahun 2016 dan House of Fraser awal bulan ini mengumumkan rencana untuk menutup sekitar setengah dari tokonya.
 
Saham Debenhams anjlok 19,4%, mencatatkan kerugian dari tahun ke tahun menjadi lebih dari 60%, setelah perusahaan memangkas proyeksi laba setahun penuh, akibat diskon berat yang diberikan saingan dan kelemahan di pasar utama, termasuk produk kecantikan.
 
Dilansir dari Reuters, perusahaan tidak yakin kondisi perdagangan yang kacau tersebut akan mereda dalam waktu dekat.
 
Debenhams telah berkomitmen untuk program penghematan biaya sebesar 20 juta pound (US$26 juta), tetapi mengatakan perlu melakukan lebih dari itu.
 
Perusahaan berencana untuk memangkas belanja modal dari sekitar 140 juta pound pada 2018 menjadi sekitar 75-90 juta pound pada 2019 dan telah meluncurkan tinjauan strategis aset non-inti.
 
Chief Financial Officer, Matt Smith mengatakan kepada wartawan bahwa enam rantai toko Magasin du Nord di Denmark, yang menghasilkan pendapatan inti sebesar 27 juta pound pada tahun 2017, kemungkinan akan ditutup, seperti halnya perusahaan percetakan kecil Magenta Print.
 
Debenhams membeli Magasin du Nord seharga 12,3 juta pound pada 2009. Smith menolak mengatakan apakah ada penawaran yang dibuat untuk toko itu.
 
Debenhams sekarang memperkirakan laba sebelum pajak untuk tahun keuangan 2018 sebesar 35-40 juta pound dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebelumnya yang sebesar 50,3 juta poundsterling.
 
Perusahaan mengatakan perdagangan pada bulan Mei dan awal Juni telah melenceng dari rencana, meskipun angka komparatif lemah. Penjualan grup nampaknya turun 1,7% dalam 15 minggu, hingga 16 Juni.
 
'LUAR BIASA SULIT'

"Sudah terdokumentasi dengan baik bahwa ini adalah waktu yang sangat sulit di ritel Inggris dan kinerja perdagangan kami di kuartal ini mencerminkan itu," kata Chief Executive Sergio Bucher.
 
"Kami tidak melihat kondisi ini berubah dalam waktu dekat dan, karena prioritas kami adalah untuk mempertahankan neraca yang kuat, kami membuat pilihan yang sangat hati-hati tentang cara kami menggunakan modal."
 
Tahun ini, Toys R Us Inggris, Maplin, Conviviality dan Poundworld telah tutup, sementara Marks & Spencer, New Look, Carpetright, Mothercare juga sedang dalam proses menutup toko.
 
Debenhams memperkirakan utang bersih akhir tahun sekitar 320 juta pound, sejalan dengan panduan sebelumnya. Perusahaan mengharapkan utang bersih turun pada tahun 2019.
 
Bucher, mantan eksekutif Amazon dan Inditex yang bergabung dengan Debenhams pada tahun 2016, sudah lebih dari satu tahun ingin mengubah rencana, berfokus pada penutupan hingga 10 toko, merampingkan 30 lainnya, memotong promosi dan meningkatkan layanan online.
 
Tetapi mengingat tantangannya, beberapa analis berhati-hati untuk melakukan pembelian saham, bahkan pada level historis rendah saat ini.
 
"Kami terus melihat Debenhams sebagai perangkap nilai," kata analis di Liberum yang menegaskan kembali sikap 'menjual' mereka dan menurunkan target harga mereka menjadi 10 sen dari 15 sen.
 
Analis di Peel Hunt, yang juga seorang seller, mengatakan mereka mengira Debenhams akan berhenti membayar dividen.
 




(gus) Next Article Ramai-ramai Ritel Ternama Tutup Gerai di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular