Internasional
Pasca Trump-Kim Bertemu, Universitas Pyongyang Ingin Bangkit
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 June 2018 19:43

PUST didirikan dan didanai oleh Kristen evangelis, meskipun Korut menjadi rezim atheis ketat di mana proselitisasi atau penyebaran agama adalah ilegal. Pejabat universitas itu mengatakan karyawan Kristen dilarang berkhotbah.
Tetap saja, salah satu narasumber dari negara Barat yang bekerja di Pyongyang mengatakan universitas itu terikat dengan komunitas evangelis internasional yang membuat Korut curiga dan terkadang membatasi hal-hal yang dilakukan sekolah itu.
Meskipun begitu, universitas itu mengajar keturunan elit Korut. Sekitar 550 siswa mempelajari subyek yang berkisar dari kapitalisme sampai kedokteran gigi, semuanya diajarkan dengan Bahasa Inggris oleh sebuah fakultas internasional.
Dengan pelarangan warga negara Amerika, PUST merekrut sekitar 50 profesor yang sebagian besar berasal dari Eropa dan China, kata Chon. Seorang profesor teknik listrik berkewarganegaraan Kanada mengadakan kuliah daring di waktu yang sama lewat Skype dengan murid-murid di Pyongyang.
Chon baru-baru ini mengadakan rapat dengan universitas-universitas Korsel, termasuk Chonnam National University yang siap mengirimkan profesor untuk mengajar di PUST ketika relasi kedua negara Korea menghangat, kata Chon dan pihak universitas.
Nam Sung-wook yang menjabat sebagai seorang profesor kajian Korea Utara di Korea University mengatakan para mahasiswa PUST adalah cendekiawan-cendekiawan terbaik, tetapi juga sangat mendukung rezim secara ideologi untuk meminimalisir risiko dipengaruhi gagasan-gagasan Barat.
"Karena akan menjadi masalah jika mereka dengan mudah mengubah cara berpikir ideloginya," kata Nam.
Lulusan universitas itu bisa ditempatkan untuk menjembatani jurang antara Pyongyang dan Washington jika negara terisolasi ini membuka diri ke dunia luar, kata para pejabat sekolah.
"Ada 520 sarjana dan sekarang 550 mahasiwa. Total ada lebih dari 1.000," kata Chon. "Mereka mengerti kami dan memiliki wawasan global, orang-orang yang bisa berbicara ke investor asing dan bernegosiasi dengan mereka."
Sebagai warga negara Amerika berusia 77 tahun yang lahir di Pyongyang, Chon menghabiskan 30 tahun masa hidupnya di industri perminyakan. Dia bekerja untuk berbagai perusahaan seperti Gulf Oil Corp dan BP sebelum mengajar teknik listrik di China dan Korut.
Setiap anggota fakultas termasuk Chon bekerja secara gratis, dan banyak pemimpin sekolah adalah evangelis Korea-Amerika, termasuk Chon sendiri.
(roy/roy)
Tetap saja, salah satu narasumber dari negara Barat yang bekerja di Pyongyang mengatakan universitas itu terikat dengan komunitas evangelis internasional yang membuat Korut curiga dan terkadang membatasi hal-hal yang dilakukan sekolah itu.
Chon baru-baru ini mengadakan rapat dengan universitas-universitas Korsel, termasuk Chonnam National University yang siap mengirimkan profesor untuk mengajar di PUST ketika relasi kedua negara Korea menghangat, kata Chon dan pihak universitas.
Nam Sung-wook yang menjabat sebagai seorang profesor kajian Korea Utara di Korea University mengatakan para mahasiswa PUST adalah cendekiawan-cendekiawan terbaik, tetapi juga sangat mendukung rezim secara ideologi untuk meminimalisir risiko dipengaruhi gagasan-gagasan Barat.
"Karena akan menjadi masalah jika mereka dengan mudah mengubah cara berpikir ideloginya," kata Nam.
Lulusan universitas itu bisa ditempatkan untuk menjembatani jurang antara Pyongyang dan Washington jika negara terisolasi ini membuka diri ke dunia luar, kata para pejabat sekolah.
"Ada 520 sarjana dan sekarang 550 mahasiwa. Total ada lebih dari 1.000," kata Chon. "Mereka mengerti kami dan memiliki wawasan global, orang-orang yang bisa berbicara ke investor asing dan bernegosiasi dengan mereka."
Sebagai warga negara Amerika berusia 77 tahun yang lahir di Pyongyang, Chon menghabiskan 30 tahun masa hidupnya di industri perminyakan. Dia bekerja untuk berbagai perusahaan seperti Gulf Oil Corp dan BP sebelum mengajar teknik listrik di China dan Korut.
Setiap anggota fakultas termasuk Chon bekerja secara gratis, dan banyak pemimpin sekolah adalah evangelis Korea-Amerika, termasuk Chon sendiri.
(roy/roy)
Next Page
Pasar, Pesta Pizza dan Internet
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular