Internasional
Pejabat AS-Korut Mulai Berunding Jelang Pertemuan Trump-Kim
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
11 June 2018 13:20

Singapura, CNBC Indonesia - Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) berdiskusi di Singapura hari Senin (11/6/2018) untuk mempersempit perbedaan sebelum kedua pemimpin negara itu melakukan pertemuan demi mengakhiri program senjata nuklir di Semenanjung Korea.
Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump tiba di negara tetangga Indonesia itu pada hari Minggu (10/6/2018) untuk menghadiri pertemuan yang akan menjadi kali pertama kedua pemimpin itu bertatap muka.
Namun, masih terdapat celah yang cukup besar terkait dampak denuklirisasi bagi kedua negara yang bermusuhan sejak Perang Korea 1950-1953 itu. Maka dari itu, para pejabat dari kedua negara pun berupaya untuk mengadakan rapat sebelum para pemimpin bertemu di hari Selasa (12/6/2018).
Berkomentar untuk pertama kalinya tentang agenda tersebut, kantor berita milik negara Korut KCNA mengatakan kedua pihak akan saling bertukar "pandangan yang luas dan mendalam" untuk membangun relasi kembali. KCNA menyebut pertemuan itu sebagai bagian dari "era yang berubah".
Diskusi yang dilakukan para pejabat akan fokus pada "isu tentang membangun mekanisme pemeliharaan perdamaian yang permanen dan tahan lama di Semenanjung Korea, isu tentang menyadari denuklirisasi di Semenanjung Korea, dan isu-isu lain terkait perhatian bersama," tulis KCNA yang dilansir dari Reuters.
Menjelang pertemuan, Korut menolak segala bentuk pelucutan senjata nuklir unilateral, dan referensi KCNA terkait denuklirisasi di semenanjung secara historis berarti Pyongyang ingin AS menghapus "payung nuklir" yang melindung Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang juga berada di Singapura saat ini, menulis sebuah cuitan yang mengatakan Washington "berkomitmen pada denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah".
Banyak pakar tentang Korut, salah satu negara paling terisolasi dan tidak dapat diprediksi di dunia, masih skeptis apakah Kim akan benar-benar meninggalkan senjata nuklir yang dia banggakan. Mereka yakin interaksi yang belakangan Kim lakukan bertujuan agar AS meringankan sanksi berat yang telah menekan negara miskin itu.
Seorang pejabat pemerintah Trump yang berbicara secara anonim mengatakan pihak AS memulai rapat dengan rasa optimisme dan skeptimisme yang seimbang karena sejarah panjang Korut dalam mengembangkan senjata nuklir.
"Kami tidak akan terkejut dengan segala skenario," kata pejabat itu.
Semua mata tertuju pada Trump yang terbang ke Pangkalan Udara Paya Lebar Singapura dengan Air Force One hari Minggu. Dia langsung terbang dari Kanada setelah menghadiri rapat Group of Seven (G7) yang terpecah belah karena hubungan perdagangan global dengan para sekutu Washington semakin tegang.
Ketika ditanya oleh seorang jurnalis tentang perasaannya terkait pertemuan hari Selasa, Trump berkata: "Sangat baik".
Dalam sebuah cuitan di hari Senin, dia menulis: "Senang sekali berada di Singapura, semangat di mana-mana!".
Kim tiba beberapa jam sebelumnya dengan sebuah pesawat pinjaman dari China, negara yang selama beberapa dekade menjadi satu-satunya sekutu Korut. Kedatangan kedua pemimpin negara itu disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.
Lokasi pertemuan Trump-Kim adalah hotel Capella di Pulau Sentosa, sebuah pulau resor yang terpisah dari daratan Singapura dan menjadi rumah bagi hotel-hotel mewah, taman bermain Universal Studios, dan pantai-pantai buatan.
Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump tiba di negara tetangga Indonesia itu pada hari Minggu (10/6/2018) untuk menghadiri pertemuan yang akan menjadi kali pertama kedua pemimpin itu bertatap muka.
Namun, masih terdapat celah yang cukup besar terkait dampak denuklirisasi bagi kedua negara yang bermusuhan sejak Perang Korea 1950-1953 itu. Maka dari itu, para pejabat dari kedua negara pun berupaya untuk mengadakan rapat sebelum para pemimpin bertemu di hari Selasa (12/6/2018).
Diskusi yang dilakukan para pejabat akan fokus pada "isu tentang membangun mekanisme pemeliharaan perdamaian yang permanen dan tahan lama di Semenanjung Korea, isu tentang menyadari denuklirisasi di Semenanjung Korea, dan isu-isu lain terkait perhatian bersama," tulis KCNA yang dilansir dari Reuters.
Menjelang pertemuan, Korut menolak segala bentuk pelucutan senjata nuklir unilateral, dan referensi KCNA terkait denuklirisasi di semenanjung secara historis berarti Pyongyang ingin AS menghapus "payung nuklir" yang melindung Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang juga berada di Singapura saat ini, menulis sebuah cuitan yang mengatakan Washington "berkomitmen pada denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah".
Banyak pakar tentang Korut, salah satu negara paling terisolasi dan tidak dapat diprediksi di dunia, masih skeptis apakah Kim akan benar-benar meninggalkan senjata nuklir yang dia banggakan. Mereka yakin interaksi yang belakangan Kim lakukan bertujuan agar AS meringankan sanksi berat yang telah menekan negara miskin itu.
Seorang pejabat pemerintah Trump yang berbicara secara anonim mengatakan pihak AS memulai rapat dengan rasa optimisme dan skeptimisme yang seimbang karena sejarah panjang Korut dalam mengembangkan senjata nuklir.
"Kami tidak akan terkejut dengan segala skenario," kata pejabat itu.
Semua mata tertuju pada Trump yang terbang ke Pangkalan Udara Paya Lebar Singapura dengan Air Force One hari Minggu. Dia langsung terbang dari Kanada setelah menghadiri rapat Group of Seven (G7) yang terpecah belah karena hubungan perdagangan global dengan para sekutu Washington semakin tegang.
Ketika ditanya oleh seorang jurnalis tentang perasaannya terkait pertemuan hari Selasa, Trump berkata: "Sangat baik".
Dalam sebuah cuitan di hari Senin, dia menulis: "Senang sekali berada di Singapura, semangat di mana-mana!".
Kim tiba beberapa jam sebelumnya dengan sebuah pesawat pinjaman dari China, negara yang selama beberapa dekade menjadi satu-satunya sekutu Korut. Kedatangan kedua pemimpin negara itu disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.
Lokasi pertemuan Trump-Kim adalah hotel Capella di Pulau Sentosa, sebuah pulau resor yang terpisah dari daratan Singapura dan menjadi rumah bagi hotel-hotel mewah, taman bermain Universal Studios, dan pantai-pantai buatan.
Next Page
Momen Penting
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular