Internasional

Risiko Perang Mengintai Bila Pertemuan Trump-Kim Gagal

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
11 June 2018 07:08
Kegagalan pertemuan Trump-Kim menyepakati denuklirisasi dapat berpotensi menyebabkan perang.
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Jakarta, CNBC Indonesia - Bila pembicaraan diplomatik antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, tidak menghasilkan kesepakatan apapun terkait program senjata nuklir Pyongyang, kondisi itu diperkirakan dapat mendorong keinginan Washington untuk mengambil langkah militer, menurut beberapa ahli siasat.

Kedua pemimpin akan bertemu dalam pertemuan tingkat tinggi hari Selasa (12/6/2018) menyusul saling serang antara keduanya tahun lalu akibat beberapa uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara. Meskipun pertemuan ini dianggap sebaga pembuka jalan di tenga meningginya ketegangan, risikonya tetap tinggi bila pembicaraan keduanya tidak menghasilkan kemajuan apapun terkait usaha membatasi kemampuan nuklir Pyongyang, tulis CNBC International.

"Jika pertemuan Korea Utara-AS gagal menghasilkan sebuah perjanjian, risiko perang akan meningkat melampaui level sebelumnya akibat gagalnya upaya diplomasi ini," tulis wakil kepala risiko negara Asia Pasifik di IHS Markit, Alison Evans, dalam sebuah catatan risetnya.

Perundingan bilateral diperkirakan akan rumit akibat perbedaan pemahaman antara Gedung Putih dan Pyongyang mengenai apa itu denuklirisasi.

Berbagai proses perdamaian secara umum dilihat sebagai ujian atas diplomasi, jadi ketika gagal, kegagalan itu tidak hanya secara spesifik terjadi terhadap proses perdamaian namun juga diplomasi sebagai stratagi telah gagal, kata Bruce Jones, wakil presiden dan direktur program kebijakan asing di think tank Brookings Institution, dalam tulisan opininya di Nikkei Asian Review.

Ketika para pembuat keputusan yakin penyelesaian politik tidak mungkin tercapai, maka logika solusi bersenjata akan muncul, tambahnya.

Pertemuan antara Trump dan Kim sempat akan gagal setelah presiden AS tiba-tiba menyatakan membatalkan rencana itu dengan alasan sikap Korea Utara yang menunjukka kemarahan terbuka. Ia juga mengatakan militer AS siap menghadapi risiko apapun yang muncul sebagai risiko pembatalan itu.


Namun, sehari kemudian Trump berubah pikiran dan mengatakan pertemuannya dengan Kim akan tetap berlangsung sesuai jadwal di Singapura.

Kedua pemimpin telah tiba di negara kota itu hari Minggu (10/6/2018) dan akan bertemu Selasa pagi di Sentosa.

Bila pertemuan itu gagal, "kita akan semakin dekat dengan perang karena kita akan kehabisan seluruh pilihan diplomatik," profesor Georgetown University Victor Cha dalam rapat dengar pendapat di parlemen AS baru-baru ini.

Mungkin akan ada keinginan yang besar untuk berdiplomasi dengan Kim namun AS telah berbicara mengenai serangan militer lebih banyak dari sebelumnya, ujarnya.

Pemerintahan Trump telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengumpulkan dokumen-dokumen tentang opsi dan tekanan militer dibandingkan harga yang mau AS bayar agar Kim menyerahkan senjatanya, tambah Cha.
(prm) Next Article Siap-siap, Trump & Kim Jong Un Akan Bersua Lagi di Februari

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular