Tak Mau Bayar, Total Batal Masuk Blok Mahakam

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
04 June 2018 20:13
Total E&P Indonesie dipastikan batal bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) di Blok Mahakam.
Foto: REUTERS/Daniel Becerril
Jakarta, CNBC Indonesia- Total E&P Indonesie dipastikan batal bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) di Blok Mahakam. Ini dikarenakan perusahaan migas asal Perancis ini tak mau mengeluarkan uang untuk mendapat porsi saham di blok gas tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan Total dicoret sebagai investor karena tak mencapai kata sepakat dengan Pertamina, yang saat ini merupakan operator dan pemegang saham 100% di Blok Mahakam.

"Pertamina itu membolehkan dia (Total) masuk tapi bayar, Total tidak mau bayar. Maunya gratis," ujar Djoko di Kementerian ESDM, Senin (4/6/2018).

Total bersama dengan Inpex adalah pengelola Blok Mahakam selama 50 tahun, sebelum akhirnya per 1 Januari 2018 seluruh saham di Blok Mahakam diberikan oleh pemerintah untuk Pertamina. Meski begitu, pemerintah tidak serta merta menutup pintu bagi Total maupun Inpex untuk kembali berpartisipasi mengelola blok dengan kontribusi gas terbesar di Indonesia ini.



Kedua perusahaan asing tersebut, bisa kembali masuk ke Blok Mahakam dengan membahas secara bisnis bersama Pertamina. Nah, masalah sempat timbul ketika membicarakan berapa besar porsi saham yang bisa diambil investor asing di blok Ini.

Awalnya, Total dan Inpex diberikan jatah sebanyak 30%. Namun tarik ulur sempat terjadi dan porsi sempat disebut naik menjadi 39%, sebagaimana tertuang dalam pengajuan resmi melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).

Seiring waktu, tarik ulur ini semakin tak berujung hingga akhirnya Total menyatakan batal masuk ke Mahakam dengan alasan keuangan.

Lalu, bagaimana dengan Inpex?

Lain cerita dengan Total, perusahaan migas asal Jepang ini justru masih tertarik untuk investasi di Mahakam. "Inpex mau, sudah niat untuk mau dan tetap ada," kata Djoko. Tetapi bagaimana mekanisme agar bisa menjadi mitra akan dibahas perusahaan secara business to business dengan Pertamina.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) per November 2017, Blok Mahakam berproduksi minyak dan kondensat sebesar 52 ribu barel minyak per hari dan 1.360 juta kaki kubik gas bumi per hari. Potensi di Blok Mahakam masih cukup menjanjikan. Cadangan terbukti per 1 Januari 2016 sebesar 4,9 TCF gas, 57 juta barel minyak dan 45 juta barrel kondensat.


(gus/gus) Next Article DPR Pertanyakan Status Inpex dan Total di Blok Mahakam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular