
DPR Pertanyakan Status Inpex dan Total di Blok Mahakam
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
04 April 2018 20:12

Jakarta, CNBC Indonesia- Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyinggung pemerintah terkait pengelolaan Blok Mahakam, yang telah resmi dikelola oleh PT Pertamina (Persero).
Seperti diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah memberi izin kepada PT Pertamina untuk melakukan penjualan saham atau share down maksimal sebesar 39%. Hal itu dapat dilakukan secara business to business dengan Pertamina langsung.
"Itu kalau yang Mahakam kan Pertamina boleh farm out. Pertanyaannya Total (operator lama Blok Mahakam) ada minat gak?" tanya salah seorang Anggota DPR, Kardaya Warnika di Gedung DPR, Rabu (4/3/2018).
Kardaya mencecar pertanyaan tersebut untuk mencari tahu, apakah skema gross split menarik untuk investor. Terlebih lagi, Indonesia tengah membutuhkan kontraktor besar untuk investasi di sektor hulu migas.
"Kita tidak bisa mengandalkan perusahaan yang tidak besar untuk eksplorasi," ujar Kardaya.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyampaikan hingga saat ini, pengelolaan Blok Mahakam masih seratus persen di tangan anak usaha Pertamina, Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Pembicaraan dengan Total E&P dan Inpex, kata Amien, telah dilakukan selama berbulan-bulan. "Pertemuan terakhir menyatakan bahwa karena sudah berbulan-bulan, Pertamina tidak harus terikat lagi dengan Total dan Inpex," terang dia.
Maksud tidak terikat adalah tidak apa kalau memang tak bisa menjadi mitra. "Total dan Inpex setuju dan menyatakan tidak apa, yang penting hubungan tetap baik," kata Amien.
Dia menambahkan, pengelolaan akan digabungkan pula dengan Blok East Kalimantan dan Attaka. Tujuannya adalah efisiensi dalam pengelolaan oleh Pertamina.
(gus/gus) Next Article Tak Mau Bayar, Total Batal Masuk Blok Mahakam
Seperti diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah memberi izin kepada PT Pertamina untuk melakukan penjualan saham atau share down maksimal sebesar 39%. Hal itu dapat dilakukan secara business to business dengan Pertamina langsung.
"Itu kalau yang Mahakam kan Pertamina boleh farm out. Pertanyaannya Total (operator lama Blok Mahakam) ada minat gak?" tanya salah seorang Anggota DPR, Kardaya Warnika di Gedung DPR, Rabu (4/3/2018).
"Kita tidak bisa mengandalkan perusahaan yang tidak besar untuk eksplorasi," ujar Kardaya.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyampaikan hingga saat ini, pengelolaan Blok Mahakam masih seratus persen di tangan anak usaha Pertamina, Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Pembicaraan dengan Total E&P dan Inpex, kata Amien, telah dilakukan selama berbulan-bulan. "Pertemuan terakhir menyatakan bahwa karena sudah berbulan-bulan, Pertamina tidak harus terikat lagi dengan Total dan Inpex," terang dia.
Maksud tidak terikat adalah tidak apa kalau memang tak bisa menjadi mitra. "Total dan Inpex setuju dan menyatakan tidak apa, yang penting hubungan tetap baik," kata Amien.
Dia menambahkan, pengelolaan akan digabungkan pula dengan Blok East Kalimantan dan Attaka. Tujuannya adalah efisiensi dalam pengelolaan oleh Pertamina.
(gus/gus) Next Article Tak Mau Bayar, Total Batal Masuk Blok Mahakam
Most Popular