
China Cari 'Kawan' untuk Lawan Ancaman Dagang AS
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 May 2018 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - China disebut-sebut sedang mencari dukungan dari beberapa negara untuk melawan AS dalam perang dagang setelah Gedung Putih secara tidak terduga kembali mengungkit masalah bea impor, Wall Street Journal melaporkan pada hari Rabu (30/5/2018) dengan mengutip beberapa pejabat China.
Pada hari Selasa, Gedung Putih mengumumkan akan membuat daftar final impor senilai US$50 miliar atau sekitar Rp 700 triliun yang akan dikenakan tarif 25% pada tanggal 15 Juni, dan dua minggu kemudian akan mengumumkan pembatasan investasi terhadap pengambilalihan teknologi AS oleh China, tulis CNBC International.
Sebagai tanggapan, surat kabar tersebut melaporkan China mencari dukungan dari beberapa negara untuk menantang AS. Negara-negara yang dimintai bantuan sebagian besar berada di Eropa dan Asia, di mana perusahaan dapat memperoleh manfaat dari rencana China untuk memberi perusahaan asing akses yang lebih terbuka ke pasarnya.
Pengumuman pada hari Selasa itu dibuat hanya beberapa hari setelah kedua negara mengumumkan solusi tentatif bagi perseteruan dagang mereka.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah mengatakan perang dagang apa pun akan diakhiri sementara waktu saat para negosiator menyusun rincian kesepakatan dagang antara kedua negara. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, China akan mengurangi surplus perdagangannya dengan membeli lebih banyak barang AS seperti komoditas pertanian dan energi.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross akan tiba di Beijing pada hari Sabtu namun langkah mengejutkan dari Washington bisa menjadi penghalang bagi pembicaraan itu dan menimbulkan keraguan mengenai apakah dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu dapat maju ke tingkat berikutnya, tulis Wall Street Journal.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Pada hari Selasa, Gedung Putih mengumumkan akan membuat daftar final impor senilai US$50 miliar atau sekitar Rp 700 triliun yang akan dikenakan tarif 25% pada tanggal 15 Juni, dan dua minggu kemudian akan mengumumkan pembatasan investasi terhadap pengambilalihan teknologi AS oleh China, tulis CNBC International.
Sebagai tanggapan, surat kabar tersebut melaporkan China mencari dukungan dari beberapa negara untuk menantang AS. Negara-negara yang dimintai bantuan sebagian besar berada di Eropa dan Asia, di mana perusahaan dapat memperoleh manfaat dari rencana China untuk memberi perusahaan asing akses yang lebih terbuka ke pasarnya.
Pengumuman pada hari Selasa itu dibuat hanya beberapa hari setelah kedua negara mengumumkan solusi tentatif bagi perseteruan dagang mereka.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross akan tiba di Beijing pada hari Sabtu namun langkah mengejutkan dari Washington bisa menjadi penghalang bagi pembicaraan itu dan menimbulkan keraguan mengenai apakah dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu dapat maju ke tingkat berikutnya, tulis Wall Street Journal.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular