AS Akan Lanjutkan Perang Dagang dengan China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 May 2018 13:38

Washington, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mengatakan pada hari Selasa (29/5/2018) pihaknya masih memegang ancaman untuk mengenakan bea masuk US$50 miliar (Rp 700,2 triliun) terhadap impor dari China dan akan benar-benar menerapkannya kecuali jika Beijing mau menyelesaikan masalah pencurian kekayaan intelektual AS.
Washington juga akan melanjutkan pembatasan investasi oleh perusahaan China di AS serta kontrol ekspor untuk barang yang diekspor ke China, kata Gedung Putih, dilansir dari Reuters.
Rincian dari kontrol investasi dan ekspor akan diumumkan pada 30 Juni dan daftar tarif final akan diterbitkan pada 15 Juni.
Pengumuman tersebut menegaskan kembali komentar pejabat pemerintah bahwa baik tarif dan pembatasan tetap berlaku, bahkan setelah AS dan China membuat kerangka kerja kesepakatan perdagangan bulan ini untuk mengurangi surplus perdagangan China dengan Amerika sebesar US$375 miliar.
Daftar target tarif potensial telah diterbitkan oleh Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat dan sebagian besar mencakup barang-barang yang digunakan oleh perusahaan untuk membuat produk lain serta barang-barang konsumen, seperti televisi.
Beijing bereaksi keras terhadap pengumuman itu dan mengatakan mereka terkejut dengan pernyataan tersebut dan akan membela kepentingannya.
Ancaman terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah memukul keras pasar keuangan, meskipun sekarang sebagian besar ekonom percaya keduanya akan berhasil menghindari konflik ekonomi besar.
China telah berulang kali mengatakan mereka akan terus maju, membalas dengan perkembangan industri teknologi tinggi, dan tidak akan mundur dalam menghadapi apa yang dianggapnya sebagai ancaman dari Washington.
Kedua negara pada awal bulan ini setuju membuat langkah-langkah untuk mengurangi surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat dalam sebuah langkah yang tampaknya mengurangi risiko perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Kesepakatan itu terpisah dari penyelidikan AS terhadap dugaan pencurian kekayaan intelektual China.
Menteri Perdagangan Wilbur Ross akan mengunjungi Beijing pekan ini untuk membujuk dan membuat China menyetujui jumlah perusahaan untuk tambahan ekspor AS ke negara itu. Amerika Serikat menginginkan surplus perdagangan China dengan Amerika berkurang sebesar US$200 miliar dalam dua tahun, sebuah angka yang dianggap tidak mungkin oleh sebagian besar ekonom dan pakar perdagangan.
Ada ruang untuk meningkatkan ekspor ke China dengan menjual lebih banyak komoditas pertanian dan produk energi dan China telah setuju pada prinsipnya untuk mengimpor lebih banyak, tetapi kedua pihak tidak memiliki kesepakatan yang tegas.
Para ekonom memperkirakan ekspor AS bisa naik hingga US$90 miliar selama beberapa tahun.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Washington juga akan melanjutkan pembatasan investasi oleh perusahaan China di AS serta kontrol ekspor untuk barang yang diekspor ke China, kata Gedung Putih, dilansir dari Reuters.
Rincian dari kontrol investasi dan ekspor akan diumumkan pada 30 Juni dan daftar tarif final akan diterbitkan pada 15 Juni.
Daftar target tarif potensial telah diterbitkan oleh Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat dan sebagian besar mencakup barang-barang yang digunakan oleh perusahaan untuk membuat produk lain serta barang-barang konsumen, seperti televisi.
Beijing bereaksi keras terhadap pengumuman itu dan mengatakan mereka terkejut dengan pernyataan tersebut dan akan membela kepentingannya.
Ancaman terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah memukul keras pasar keuangan, meskipun sekarang sebagian besar ekonom percaya keduanya akan berhasil menghindari konflik ekonomi besar.
China telah berulang kali mengatakan mereka akan terus maju, membalas dengan perkembangan industri teknologi tinggi, dan tidak akan mundur dalam menghadapi apa yang dianggapnya sebagai ancaman dari Washington.
Kedua negara pada awal bulan ini setuju membuat langkah-langkah untuk mengurangi surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat dalam sebuah langkah yang tampaknya mengurangi risiko perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Kesepakatan itu terpisah dari penyelidikan AS terhadap dugaan pencurian kekayaan intelektual China.
Menteri Perdagangan Wilbur Ross akan mengunjungi Beijing pekan ini untuk membujuk dan membuat China menyetujui jumlah perusahaan untuk tambahan ekspor AS ke negara itu. Amerika Serikat menginginkan surplus perdagangan China dengan Amerika berkurang sebesar US$200 miliar dalam dua tahun, sebuah angka yang dianggap tidak mungkin oleh sebagian besar ekonom dan pakar perdagangan.
Ada ruang untuk meningkatkan ekspor ke China dengan menjual lebih banyak komoditas pertanian dan produk energi dan China telah setuju pada prinsipnya untuk mengimpor lebih banyak, tetapi kedua pihak tidak memiliki kesepakatan yang tegas.
Para ekonom memperkirakan ekspor AS bisa naik hingga US$90 miliar selama beberapa tahun.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular