Pacu Bisnis, Perusahaan Energi Perlu Adopsi Teknologi

Roy Franedya, CNBC Indonesia
25 May 2018 14:22
Memahami dan memanfaatkan layanan cloud akan segera menjadi vital pada industri energi dan pembangkit.
Foto: Istimewa/Warta PLN/pln.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri energi dan pembangkit Asia-Pasifik sedang mengalami perubahan jangka panjang dengan teknologi cerdas, model bisnis baru, dan penciptaaan digitalisasi lintas industri untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang luar biasa.

Industri ini juga terus berinvestasi dalam energi alternatif, manajemen pun membangun sektor energi dari yang sebelumnya pasif menjadi solusi aktif. Ini merupakan hasil penelitian dari Frost & Sullivan.

"Pengumpulan data yang efisien, pemantauan data, dan analisis data menjadi sangat penting. Pelaku pasar yang menawarkan produk dengan kemampuan data analitik yang sangat tepat akan memiliki keunggulan kompetitif," kata Melvin Leong, Direktur Associate, Energi & Lingkungan di Frost & Sullivan dalam keterangan resminya, Jumat (18/5/2018).

"Dengan mengadopsi model bisnis customer-centric (berpusat pada kebutuhan konsumen) seperti X-as-a-Service, pelaku pasar akan dapat meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan dan juga mengikuti tren teknologi yang tumbuh cepat," tambahnya.

Analisis terbaru Frost & Sullivan, Asia-Pacific Energy & Environment Industry Outlook 2018, mengungkapkan peluang pertumbuhan, tren regional, inovasi, tantangan industri, investasi dan tren kapasitas di pasar-pasar utama termasuk minyak dan gas, pembangkit listrik, jaringan, penyimpanan energi, energi terdistribusi, bangunan, dan air.

Lima tren regional yang mendominasi pasar Asia-Pasifik dan menerangi peluang pertumbuhan tinggi meliputi:
  1. Cina akan menjadi pusat penyulingan di Asia-Pasifik terkait penambahan kapasitas dan perluasan pabrik. China juga akan terus memimpin pasar untuk instalasi tenaga surya dan proyek penyimpanan energi dengan subsidi pemerintah baru untuk mempromosikan penyimpanan energi;
  2. Jepang akan banyak berinvestasi dalam sistem penyimpanan baterai di sektor perumahan;
  3. Instalasi listrik tenaga surya di Asia Tenggara tumbuh sebesar 66,7% pada tahun 2018, dengan Filipina, Singapura, dan Malaysia menjadi pasar utama;
  4. Australia akan menyelesaikan unit penyimpanan baterai terbesar di dunia dengan investasi kuat pada 2018;
  5. Thailand dan Indonesia akan menjadi hotspot penting pada 2018.
"Memahami dan memanfaatkan layanan cloud akan segera menjadi vital. Perusahaan harus mengintegrasikan layanan cloud ke dalam portofolionya - baik melalui pertumbuhan organik atau anorganik," kata Leong.



(prm) Next Article Apple Luncurkan Pendanaan Energi Bersih Rp 4,29 T di China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular