
Pengusaha Tunggu Resep Pro Pertumbuhan Perry Warjiyo
Arys Aditya, CNBC Indonesia
24 May 2018 13:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha sektor riil menyambut antusias pelantikan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2018 - 2023.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengemukakan pihaknya optimistis Perry bisa menepati janji untuk mengeksekusi 4 kebijakan propertumbuhan dan membawa nuansa baru.
"Dalam situasi seperti sekarang, kami yakin pelonggaran sangat dibutuhkan," kata Hariyadi ketika dihubungi, Kamis (24/5/2018).
Dia mencontohkan, rencana resep propertumbuhan Perry yang akan melakukan pelanggaran makroprudensial untuk sektor perumahan bisa memacu orang untuk membeli rumah.
"Itu kebijakan yang menurut saya realistis ya. DP diperkecil dengan tenor diperpanjang kan sudah lazim. Tapi ini membuat pembelian rumah lebih terjangkau," ungkap Hariyadi.
Dalam menghadapi tekanan eksternal dan situasi ekonomi domestik yang tak kunjung membaik, dia menyebut BI perlu mencari cara untuk mendorong pertumbuhan.
"Kita lihat waktu krisis 2008, the Fed kan memangkas habis suku bunganya untuk memacu pertumbuhan," paparnya.
"Bank sentral bisa melakukan pelonggaran, asal dalam koridor. Kalau situasi saat ini kemudian BI ikut memperketat, ya ekonomi bisa kontraksi, bubar."
(ray/ray) Next Article Sektor Usaha yang Terpuruk karena Mudik Dilarang
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengemukakan pihaknya optimistis Perry bisa menepati janji untuk mengeksekusi 4 kebijakan propertumbuhan dan membawa nuansa baru.
"Dalam situasi seperti sekarang, kami yakin pelonggaran sangat dibutuhkan," kata Hariyadi ketika dihubungi, Kamis (24/5/2018).
Dia mencontohkan, rencana resep propertumbuhan Perry yang akan melakukan pelanggaran makroprudensial untuk sektor perumahan bisa memacu orang untuk membeli rumah.
"Itu kebijakan yang menurut saya realistis ya. DP diperkecil dengan tenor diperpanjang kan sudah lazim. Tapi ini membuat pembelian rumah lebih terjangkau," ungkap Hariyadi.
Dalam menghadapi tekanan eksternal dan situasi ekonomi domestik yang tak kunjung membaik, dia menyebut BI perlu mencari cara untuk mendorong pertumbuhan.
"Kita lihat waktu krisis 2008, the Fed kan memangkas habis suku bunganya untuk memacu pertumbuhan," paparnya.
"Bank sentral bisa melakukan pelonggaran, asal dalam koridor. Kalau situasi saat ini kemudian BI ikut memperketat, ya ekonomi bisa kontraksi, bubar."
(ray/ray) Next Article Sektor Usaha yang Terpuruk karena Mudik Dilarang
Most Popular