
Rupiah Melemah, PLN Tunda Terbitkan Global Bond
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
24 May 2018 08:18

Jakarta, CNBC Indonesia- PT PLN (Persero) semula berencana menerbitkan obligasi global pada Mei ini. Namun kondisi ekonomi dan rupiah yang melemah membuat perusahaan mengurungkan niatnya terlebih dulu.
"Belum, karena kondisinya rupiah masih begini dan masih roadshow," ujar Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto dalam acara buka bersama, Rabu malam (23/5/2018).
Meski ditunda untuk sementara, Sarwono mengatakan perusahaan tetap gencar berkeliling 'roadshow' menawarkan obligasi ini ke luar negeri. Dari roadshow tersebut, ia mengklaim surat utang ini banyak diminati oleh para investor.
"Kami coba tur ke pasar, ternyata dengan kondisi volatile ini, suku bunga di AS naik 125 basis poin dan akan naik lagi. Alhamdulillah kami coba, responsnya bagus," ujar Sarwono.
Soal nilai obligasi yang akan diterbitkan, Sarwono memperkirakan akan sampai US$2 miliar (Rp 28,4 triliun). Penggunaan hasil penerbitan obligasi ini, selain untuk pembiayaan proyek juga akan digunakan untuk liability management perusahaan.
"Bond kan tidak seperti pinjaman. Kalau pinjaman harus jelas untuk proyek apa, kalau bond itu begitu dapat terserah kami digunakan untuk apa," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir, yang menambahkan.
Liability management di sini maksudnya adalah hasil dari obligasi sebagian digunakan perusahaan untuk menukar utang. Caranya adalah utang yang saat ini ada dengan bunga sekitar 7%-8% dibayar lalu ditukar dengan utang bunga rendah dengan tenor lebih lama.
"Jadi yang tadinya habis di 2027 kita geser lagi ke belakang," kata Sofyan.
(gus) Next Article Program 35 Ribu Megawatt Tekan Neraca PLN?
"Belum, karena kondisinya rupiah masih begini dan masih roadshow," ujar Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto dalam acara buka bersama, Rabu malam (23/5/2018).
Meski ditunda untuk sementara, Sarwono mengatakan perusahaan tetap gencar berkeliling 'roadshow' menawarkan obligasi ini ke luar negeri. Dari roadshow tersebut, ia mengklaim surat utang ini banyak diminati oleh para investor.
Soal nilai obligasi yang akan diterbitkan, Sarwono memperkirakan akan sampai US$2 miliar (Rp 28,4 triliun). Penggunaan hasil penerbitan obligasi ini, selain untuk pembiayaan proyek juga akan digunakan untuk liability management perusahaan.
"Bond kan tidak seperti pinjaman. Kalau pinjaman harus jelas untuk proyek apa, kalau bond itu begitu dapat terserah kami digunakan untuk apa," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir, yang menambahkan.
Liability management di sini maksudnya adalah hasil dari obligasi sebagian digunakan perusahaan untuk menukar utang. Caranya adalah utang yang saat ini ada dengan bunga sekitar 7%-8% dibayar lalu ditukar dengan utang bunga rendah dengan tenor lebih lama.
"Jadi yang tadinya habis di 2027 kita geser lagi ke belakang," kata Sofyan.
(gus) Next Article Program 35 Ribu Megawatt Tekan Neraca PLN?
Most Popular