Internasional

Ada Dugaan Pengumpulan Data Ilegal, Australia Periksa Google

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
15 May 2018 18:05
Ada Dugaan Pengumpulan Data Ilegal, Australia Periksa Google
Foto: REUTERS/Baz Ratner
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Australia sedang melakukan investigasi pada Google terkait adanya tuduhan pengumpulan data dari jutaan pengguna ponsel pintar Android yang tanpa sadar membayar ke penyedia layanan telekomunikasi untuk gigabyte yang digunakan selama memanen data, kata para regulator pada hari Selasa (15/5/2018).

Menanggapi berbagai kekhawatiran tentang privasi yang belakangan ini menghinggapi Google, juru bicara operator mesin pencarian berbasis di Amerika Serikat (AS) ini mengatakan perusahaan sudah mendapat persetujuan pengguna untuk mengumpulkan data.

Investigasi yang dilakukan oleh pihak Australia ini berawal dari sejumlah dugaan yang dibuat oleh Oracle dalam sebuah laporan sebagai bagian dari ulasan Australia terkait dampak Google, milik Alphabet, dan Facebook terhadap pasar periklanan.

Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (Australian Competition and Consumer Commission/ACCC) dan Komisioner Privasi Australia berkata mereka sedang meninjau hasil-hasil laporan, dilansir dari Reuters.

"ACCC bertemu dengan Oracle dan sedang mempertimbangkan informasi yang diberikan tentang layanan Google," kata Geesche Jacobsen, Juru Bicara Regulator Kompetisi.
"Kami menelusuri seberapa besar konsumen mengetahui penggunaan data lokasi dan bekerja sama dengan Komisioner Privasi."

Oracle, menurut harian The Australian, berkata Alphabet menerima informasi detail tentang pencarian yang dilakukan orang di internet dan lokasi pengguna jika mereka memiliki ponsel Android, sistem operasi yang dikembangkan oleh Google.

Mentransfer informasi itu ke Google berarti menggunakan gigabyte yang dibayarkan konsumen lewat paket data dari penyedia layanan telekomunikasi, menurut laporan Oracle.

Reuters tidak dapat segera memverifikasi konten laporan Oracle.

Penasehat privasi data berkata banyak konsumen yang kemungkinan tidak memahami apa yang harus mereka setujui saat mendaftar penggunaan ponsel pintar. Para analis industri sendiri memperkirakan ada lebih dari 10 juta pengguna Android di Australia.

"Beberapa paket ponsel mungkin hanya termasuk beberapa gigabyte. Jadi jika Google meraup satu gigabyte data, itu sangat mahal bagi konsumen," kata David Vaile, Kepala Australian Privacy Foundation.

Perusahaan-perusahaan telekomunikasi Australia berkata mereka mencari konfirmasi dari Google terkait dugaan tersebut.

"Kami mengetahui laporan di media dan kami sudah meminta Google untuk memberitahu apakah [laporan] itu akurat," kata juru bicara Telsta, perusahaan telekomunikasi terbesar di Australia.

Investigasi akan memunculkan semakin banyak pertanyaan tentang cara perusahaan teknologi besar mengumpulkan dan menggunakan data online masyarakat.

Di awal tahun ini, raksasa media sosial Facebook meminta maaf setelah perusahaan pemasaran situs Cambridge Analytica dituduh memperoleh data pengguna tanpa izin untuk kampanye pemilu Presiden AS Donald Trump di tahun 2016.

Oracle sendiri sudah lama berselisih dengan Google. Perusahaan piranti lunak (software) berbasis di AS itu mengincar royalti atas penggunaan beberapa bahasa Java oleh Google, sementara Google berargumen seharusnya perusahaannya bisa menggunakan Java dengan gratis.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular