Internasional

Pembicaraan Perang Dagang AS-China Berlanjut di Washington

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 May 2018 19:53
Pekan depan pejabat ekonomi utama China, wakil perdana menteri akan datang ke Washington untuk melakukan pembicaraan dengan tim ekonomi Trump.
Foto: REUTERS/Aly Song
Washington, CNBC Indonesia - Pejabat ekonomi utama China akan mengunjungi Washington pekan depan guna melanjutkan pembicaraan perang dagang dengan pemerintah Trump, kata Gedung Putih pada hari Senin (8/5/2018). Pekan lalu pembicaraan AS-China diselenggarakan di Beijing.

Pemerintah Trump telah mengancam menerapkan tarif sebesar US$150 miliar di produk impor China karena menganggap Beijing menyalahgunaan teknologi AS melalui persyaratan untuk mendirikan joint-venture (perusahaan patungan), melakukan praktik perizinan teknologi yang tidak adil, melakukan pencurian langsung dan mengakuisisi perusahaan-perusahaan teknologi AS dengan dibantu negara.

"Kami melakukan sesuatu yang kami pikir akan menjadi sesuatu yang hebat bagi semua orang," kata juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders kepada reporter seperti dikutip dari Reuters.
 
"Pejabat ekonomi utama China, wakil perdana menteri (Liu He), akan datang kesini minggu depan untuk melanjutkan diskusi dengan tim ekonomi kepresidenan," katanya.
 
Namun tidak merinci lebih lanjut mengenai persiapan untuk pembicaraan tersebut.
 
Di Beijing, seorang juru bicara perdana menteri tidak mengkonfirmasi mengenai kunjungan Liu, namun mengatakan China menanggapi pernyataan Gedung Putih dengan baik dan mengatakan menangani isu perdagangan melalui pembicaraan merupakan kepentingan kedua negara dan juga dunia.
 
"Kami yakin hal ini menunjukkan keinginan AS untuk mencapai consensus dengan China dalam hal perselisihan perdagangan. Ini merupakan tanda positif." kata juru bicara Geng Shuang.
 
Pekan lalu, sekelompok delegasi AS yang terdiri dari tujuh pejabat, yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin, memberikan daftar tuntutan untuk mengatasi tuduhan pencurian kekayaan intelektual dan kebijakan perdagangan lainnya yang dianggap Washington tidak adil, kepada Liu dan pejabat China lainnya.


Menurut seorang sumber, permintaan tersebut termasuk memotong defisit perdagangan AS dengan China sebanyak US$200 miliar, memotong tarif dan menghapuskan subsidi untuk teknologi canggih.
 
China meminta President Donald Trump membatalkan ancaman tarifnya, menilai kembali larangan Departemen Perdagangan terhadap perusahaan AS untuk tidak menjual komponen dan perangkat lunak ke perusahaan pembuat ponsel China, ZTE Corp, dan juga untuk memperlakukan investasi China secara merata di bawah peninjauan keamanan AS.
 
Kedua pihak gagal mencapai konsensus dalam dua hari pembicaraan tetapi setuju untuk melanjutkan diskusi.
 

Trump bertemu dengan delegasi AS di Washington pada akhir pekan untuk menilai pertemuan tersebut. Dia memposting di twitternya, mengatakan China telah "menjadi sangat dimanjakan dengan kemenangan perdagangan AS."
 
Media pemerintah China memberitakan hal-hal optimis selama akhir pekan, dimana surat kabar berbahasa Inggris China Daily mengatakan mekanisme untuk menjaga dialog perdagangan terbuka adalah "perkembangan positif", meskipun terdapat "perbedaan besar".
 
China menyangkal bahwa kebijakannya memaksa perusahaan asing untuk mentransfer teknologi ke pesaing China. Ia mengatakan tarif pembalasannya sendiri atas barang-barang AS, termasuk kedelai dan pesawat terbang, akan berlaku jika tarif AS diberlakukan.



(roy) Next Article Trump Calonkan Penasihat Utama Schumer Pimpin FTC

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular