Hubungan China-AS Tentukan Nasib Dunia 30 Tahun ke Depan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 May 2018 11:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib dunia dalam 30 tahun mendatang akan ditentukan oleh hubungan China dan Amerika Serikat (AS), kata CEO Microsoft Satya Nadella menjelang konferensi tahunan 'Build' perusahaan.
"Saya pikir 10 tahun ke depan, 20 tahun mendatang, 30 tahun ke depan, berapa pun jangka waktu Anda, akan ditentukan oleh kedua negara ini - China dan Amerika Serikat - [mereka] menciptakan lebih banyak interdependensi, dan bukan menguranginya," kata Nadella kepada Jon Fortt dari CNBC International dalam wawancara yang diterbitkan hari Senin (7/5/2018).
"Itulah yang akan menjadi hal baik bagi kedua negara tersebut. Itulah yang akan menjadi hal baik untuk dunia juga," kata Nadella, dilansir dari CNBC International.
China dan AS telah saling melempar ancaman perdagangan dalam beberapa bulan terakhir dan membuat sektor teknologi sangat rentan, di mana rantai pasokan teknologi untuk perusahaan-perusahaan Amerika umumnya berasal dari China.
Menurut perkiraan FactSet, China merupakan sumber pendapatan terbesar kedua Microsoft, setelah AS. China menyumbang hampir 10% dari pendapatan perusahaan, jumlah yang terus menurun selama tiga tahun terakhir.
Globalisasi, sebagaimana dipahami, "belum menciptakan pertumbuhan yang merata di semua bagian," kata Nadella, dan solusinya adalah diskusi dan penerapan prinsip perdagangan bebas yang adil.
"Saya rasa apa pun yang menciptakan ketidakpastian itu tidak baik. Tidak ada orang yang ingin ketidakpastian. Jadi harapan saya adalah bahwa setiap dialog yang terjadi di ibu kota mana saja, di tempat manapun, semua harus tentang solusi. Saya pikir ada masalah yang masuk akal yang perlu dibahas. Tetapi Anda perlu mencari solusi," kata Nadella.
(prm) Next Article 'Seperti AS, China Juga Punya Hak untuk Berkembang'
"Saya pikir 10 tahun ke depan, 20 tahun mendatang, 30 tahun ke depan, berapa pun jangka waktu Anda, akan ditentukan oleh kedua negara ini - China dan Amerika Serikat - [mereka] menciptakan lebih banyak interdependensi, dan bukan menguranginya," kata Nadella kepada Jon Fortt dari CNBC International dalam wawancara yang diterbitkan hari Senin (7/5/2018).
"Itulah yang akan menjadi hal baik bagi kedua negara tersebut. Itulah yang akan menjadi hal baik untuk dunia juga," kata Nadella, dilansir dari CNBC International.
Menurut perkiraan FactSet, China merupakan sumber pendapatan terbesar kedua Microsoft, setelah AS. China menyumbang hampir 10% dari pendapatan perusahaan, jumlah yang terus menurun selama tiga tahun terakhir.
Globalisasi, sebagaimana dipahami, "belum menciptakan pertumbuhan yang merata di semua bagian," kata Nadella, dan solusinya adalah diskusi dan penerapan prinsip perdagangan bebas yang adil.
"Saya rasa apa pun yang menciptakan ketidakpastian itu tidak baik. Tidak ada orang yang ingin ketidakpastian. Jadi harapan saya adalah bahwa setiap dialog yang terjadi di ibu kota mana saja, di tempat manapun, semua harus tentang solusi. Saya pikir ada masalah yang masuk akal yang perlu dibahas. Tetapi Anda perlu mencari solusi," kata Nadella.
(prm) Next Article 'Seperti AS, China Juga Punya Hak untuk Berkembang'
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular