Internasional

Diperkirakan Tumbuh, Industri Jerman Justru Anjlok 0,9%

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
07 May 2018 18:24
Para analis yang dikumpulkan oleh Reuters rata-rata memprediksi kenaikan pesanan industri Jerman 0,5%.
Foto: REUTERS/Michaela Rehle
Berlin, CNBC Indonesia - Pesanan industri Jerman tiba-tiba anjlok di bulan Maret akibat lemahnya permintaan luar negeri, menurut data yang diumumkan hari Senin (7/5/2018). Data tersebut menunjukkan pabrik-pabrik di negara dengan perekonomian terbesar di Eropa itu menghadapi gangguan dari meningkatnya proteksionisme.

Kontrak untuk barang-barang Jerman turun 0,9% setelah melemah 0,2% pada bulan sebelumnya, menurut data dari Kantor Statistik Negara. Sementara itu, para analis yang dikumpulkan oleh Reuters rata-rata memprediksi kenaikan pesanan 0,5%.


"Penurunan 0,9% adalah kemunduran yang sangat menyakitkan," kata analis VP Bank Group Thomas Gitzel, dilansir dari Reuters.

"Perekonomian melambat, tentu saja ini hal yang penting diketahui dari data pesanan industri hari ini," kata Gitzel seraya menambahkan bahwa beberapa proyeksi pertumbuhan bisa jadi akan direvisi ke bawah.

Bulan lalu, pemerintah memangkas proyeksi pertumbuhan 2018 menjadi 2,3% dari 2,4% dan menunjukkan kekhawatiran terkait ketegangan perdagangan internasional.

"Perdebatan tentang tarif kemungkinan telah menciptakan ketidakpastian besar di industri Eropa yang didorong oleh ekspor," tambah Gitzel.

Sebagai pengekspor terbesar dari Benua Eropa ke Amerika Serikat (AS), Jerman sangat ingin menghindari perang dagang antara Uni Eropa (UE) dengan AS.

Menuju tanggal 1 Juni yang merupakan tenggat waktu bagi Presiden AS Donald Trump untuk memutuskan apakah akan menerapkan tarif impor terhadap baja dan aluminium UE, Jerman mendesak rekan-rekannya di Eropa untuk fleksibel dan mengejar kesepakatan luas yang menguntungkan kedua belah pihak.

Semangat investor di kawasan euro merosot selama empat bulan berturut-turut di bulan Mei juga turun ke level terendah sejak Februari 2017. Penurunan itu disebabkan oleh ketakutan terhadap perputaran proteksionis, menurut survei.

Tiada Lagi Pesanan Super-Besar

Penurunan pesanan industri disebabkan oleh pesanan asing yang turun 2,6%, sementara pesanan domestik tumbuh 1,5%, menurut data.

Sektor yang dijabarkan dalam data tersebut menunjukkan bahwa permintaan barang modal, seperti mesin dan mobil, adalah yang paling anjlok, sementara permintaan produk konsumen naik berbanding terbalik dengan tren.

Kementerian Perekonomian mengatakan sektor tersebut telah kehilangan beberapa momentum di kuartal pertama setelah mengalami kinerja kuat yang tidak biasa dalam enam bulan sebelumnya.

Dalam kuartal pertama tahun 2018, aliran pesanan turun 2,1% dibanding kuartal sebelumnya, kata pihak kementerian.

"Pesanan dari negara-negara di luar kawasan euro berkurang secara signifikan," tambah pihak kementerian.

Meskipun secara keseluruhan pesanan menurun di tiga bulan pertama tahun ini, kementerian mengatakan perusahaan masih memiliki banyak sekali pesanan yang harus dikerjakan.

Pelemahan mendadak itu diikuti data perekonomian yang menunjukkan perekonomian kawasan euro mendingin. Hal itu kemungkinan akan semakin mempersulit bank sentral Eropa (European Central Bank) untuk mulai menarik stimulus moneter yang berlebihan tahun ini.

"Secara keseluruhan, data adalah konfirmasi bahwa puncak pertumbuhan telah terlewati," kata Ekonom Bankhaus Lampe Alexander Krueger.

Pertumbuhan perekonomian Jerman akan berlanjut, meskipun kurang dinamis, kata Krueger. Dia memprediksi laju pertumbuhan kuartalan yang "besarannya normal ketimbang XXL".


Data produk domestik bruto (PDB) awal untuk kuartal pertama keluar pekan depan dari Kantor Statistik Negara. Para analis memprediksi perekonomian tumbuh 0,5% di kuartal ini setelah naik 0,6% di tiga bulan terakhir tahun 2017.

Institut perekonomian DIW mengatakan pihaknya memprediksi perekonomian melambung di kuartal kedua setelah mengambil napas di awal tahun. Hal itu diakibatkan oleh awal tahun yang lemah karena epidemi flu dan jumlah liburan yang di atas rata-rata.
(prm/prm) Next Article Waduh! Ekonomi Jerman Juga Terancam Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular