
Pemerintah Gandeng Konsultan Jerman Rancang Industri 4.0
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
07 May 2018 17:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah jalin kerja sama dengan lembaga riset terkemuka asal Jerman, The Fraunhofer Institute for Production Systems and Design Technology (Fraunhofer IPK) bangun lembaga penelitian dan pengembangan unutk 5 sektor industri manufaktur untuk mendukung industri 4.0.
"Kita mengembangkan industri 4.0 sebagai basis revitalisasi industri manufaktur yang berorientasi ekspor. Jerman adalah sumber dari teknologi tinggi, 5 tahun lalu industri 4.0 diperkenalkan oleh Jerman. Itulah kenapa kita menjalin kerjasama dengan Fraunhofer untuk menghubungkan perekonomian (industri) Indonesia dengan teknologi Jerman," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Hotel Borobudur, Senin (7/5/2018).
Kemenperin, tambahnya, akan segera mengundang Fraunhofer IPK ke Indonesia untuk menandatangani Nota Kesepahaman terkait detail aktivitas sesuai empat poin yang telah disepakati.
Dalam kunjungannya ke Jerman pekan lalu, Airlangga menyepakati pembuatan rencana aksi secara detail dalam mendukung Making Indonesia 4.0. Selain itu, kedua belah pihak sepakat untuk merevitalisasi beberapa pusat litbang di Indonesia khususnya balai-balai milik Kemenperin.
"Kami sepakat mengembangkan program vokasi link and match dengan politeknik dan industri. Dan terakhir, kami sepakat akan bekerja sama membangun pusat-pusat inovasi untuk mendukung pengembangan industri IKM," ujar Airlangga dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia.
Dikutip dari situs resminya, Fraunhofer IPK merupakan salah satu lembaga riset non-profit terbesar di Eropa yang berfokus pada penerapan riset di berbagai sektor industri, mulai dari kesehatan, keamanan, komunikasi, energi, serta lingkungan.
Aktivitasnya mencakup 72 pusat riset di seluruh Jerman dengan anggaran riset mencapai 2,3 miliar Euro per tahunnya. Dari jumlah ini, sekitar 2 miliar Euro diperoleh dari kontrak riset dengan berbagai perusahaan lintas sektor industri.
(hps) Next Article Siap-siap, Indonesia Jadi Official Partner di Hannover Messe
"Kita mengembangkan industri 4.0 sebagai basis revitalisasi industri manufaktur yang berorientasi ekspor. Jerman adalah sumber dari teknologi tinggi, 5 tahun lalu industri 4.0 diperkenalkan oleh Jerman. Itulah kenapa kita menjalin kerjasama dengan Fraunhofer untuk menghubungkan perekonomian (industri) Indonesia dengan teknologi Jerman," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Hotel Borobudur, Senin (7/5/2018).
Kemenperin, tambahnya, akan segera mengundang Fraunhofer IPK ke Indonesia untuk menandatangani Nota Kesepahaman terkait detail aktivitas sesuai empat poin yang telah disepakati.
"Kami sepakat mengembangkan program vokasi link and match dengan politeknik dan industri. Dan terakhir, kami sepakat akan bekerja sama membangun pusat-pusat inovasi untuk mendukung pengembangan industri IKM," ujar Airlangga dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia.
Dikutip dari situs resminya, Fraunhofer IPK merupakan salah satu lembaga riset non-profit terbesar di Eropa yang berfokus pada penerapan riset di berbagai sektor industri, mulai dari kesehatan, keamanan, komunikasi, energi, serta lingkungan.
Aktivitasnya mencakup 72 pusat riset di seluruh Jerman dengan anggaran riset mencapai 2,3 miliar Euro per tahunnya. Dari jumlah ini, sekitar 2 miliar Euro diperoleh dari kontrak riset dengan berbagai perusahaan lintas sektor industri.
(hps) Next Article Siap-siap, Indonesia Jadi Official Partner di Hannover Messe
Most Popular