
RI Butuh Rp 30 T untuk Tingkatkan Skill Tenaga Kerja
Exist In Exist, CNBC Indonesia
04 May 2018 13:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamar Dagang Industri (KADIN) Indonesia menilai permasalahan utama dalam isu ketenagakerjaan di Indonesia adalah banyaknya tenaga kerja tidak terlatih (unskill).
Oleh karena itu, Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan KADIN Bob Azam mengatakan peningkatan skill tenaga kerja lokal perlu dilakukan agar tidak kalah dengan asing.
"Kalau semua masyarakat Indonesia itu tiga juta masuk lapangan kerja, kita butuh Rp 30 triliun untuk tingkatkan skill mereka. Sementara anggaran kita dalam APBN cuma Rp 1 triliun. Jadi kurang anggaran itu juga jadi masalah kita," tuturnya dalam Dialog Ketengakerjaan di Hotel JS Luwansa, Jumat (04/05/2018).
Selain permasalahan tersebut, lanjutnya, institusi atau yayasan juga belum sepenuhnya siap untuk memberikan pelatihan kepada para pekerja.
"Katanya Pak Jokowi akan tingkatkan anggarannya, tapi kemampuan kita siap tidak? jasa training dan sebagainya siap tidak. Jangan sampai uangnya ada tapi kitanya malah tidak siap. Jadi 80% problem kita jelas sekali, anggaran harus ada, institusi harus siap, kebutuhan harus jelas," paparnya.
Untuk itu, Bob mengatakan pemerintah Indonesia harus melakukan akselerasi dalam menyiapkan tenaga kerja lokal kedepannya melalui jalur pendidikan dan pelatihan.
"Kita lihat dong bagaimana negara lain mempersiapkannya. Banyak negara menggunakan teknologi. Jadi caranya dengan digitalisasi, tapi 70% digitalisasi itu gagal karena belum disiapkan SDM-nya. Makanya SDM Indonesia harus disiapakan melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Mumpung kita ini today country di Asean, dan ini tidak lama, kalau dalam 10 tahun kita bisa tingkatkan skill, maka pasti kita bisa bertahan," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Pekerja Asing di Singapura Jeblok, Terparah dalam 15 Tahun
Oleh karena itu, Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan KADIN Bob Azam mengatakan peningkatan skill tenaga kerja lokal perlu dilakukan agar tidak kalah dengan asing.
"Kalau semua masyarakat Indonesia itu tiga juta masuk lapangan kerja, kita butuh Rp 30 triliun untuk tingkatkan skill mereka. Sementara anggaran kita dalam APBN cuma Rp 1 triliun. Jadi kurang anggaran itu juga jadi masalah kita," tuturnya dalam Dialog Ketengakerjaan di Hotel JS Luwansa, Jumat (04/05/2018).
"Katanya Pak Jokowi akan tingkatkan anggarannya, tapi kemampuan kita siap tidak? jasa training dan sebagainya siap tidak. Jangan sampai uangnya ada tapi kitanya malah tidak siap. Jadi 80% problem kita jelas sekali, anggaran harus ada, institusi harus siap, kebutuhan harus jelas," paparnya.
Untuk itu, Bob mengatakan pemerintah Indonesia harus melakukan akselerasi dalam menyiapkan tenaga kerja lokal kedepannya melalui jalur pendidikan dan pelatihan.
"Kita lihat dong bagaimana negara lain mempersiapkannya. Banyak negara menggunakan teknologi. Jadi caranya dengan digitalisasi, tapi 70% digitalisasi itu gagal karena belum disiapkan SDM-nya. Makanya SDM Indonesia harus disiapakan melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Mumpung kita ini today country di Asean, dan ini tidak lama, kalau dalam 10 tahun kita bisa tingkatkan skill, maka pasti kita bisa bertahan," jelasnya.
(ray/ray) Next Article Pekerja Asing di Singapura Jeblok, Terparah dalam 15 Tahun
Most Popular