Internasional
Perang Dagang, China Berhenti Beli Kedelai AS?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 May 2018 11:21

Jakarta, CNBC Indonesia - China tampaknya tidak lagi membeli kedelai asal Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya ketegangan dalam perdagangan, CNBC International melaporkan dengan mengutip Bloomberg hari Rabu (2/5/2018).
"Apa pun yang mereka beli adalah non-AS. Mereka membeli kacang di Kanada, di Brasil, sebagian besar Brasil, tetapi dengan sangat sengaja tidak membeli apa pun dari AS," kata Soren Schroder, CEO Bunge, perusahaan pengolah minyak biji-bijian terbesar di dunia yang bermarkas di New York, kepada saluran berita dalam sebuah wawancara telepon.
Perwakilan Bunge tidak segera menanggapi permintaan komentar dari CNBC.
China membatalkan pembelian 62.690 metrik ton kedelai AS dalam waktu dua minggu yang berakhir pada tanggal 19 April, mengutip data USDA untuk tahun pemasaran 2018.
Kontrak berjangka (futures) kedelai turun 1% pada hari Rabu, tetapi naik 8% di tahun ini.
Sebagai balasan atas tarif senilai US$50 miliar (Rp 698,8 triliun) terhadap barang impor China yang diusulkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Departemen Perdagangan China membalas menerapkan bea impor atas 106 produk AS pada awal April, termasuk kedelai. Tidak ada tanggal efektif yang diumumkan pada saat itu.
China adalah pasar terbesar kedua untuk ekspor pertanian AS, dan kedelai secara historis menjadi salah satu produk unggulan yang dijual ke negara Asia tersebut, menurut Dinas Pertanian Luar Negeri Departemen Pertanian AS.
(prm) Next Article Jadi Korban Perang Dagang, Petani AS Tak Lagi Pilih Trump
"Apa pun yang mereka beli adalah non-AS. Mereka membeli kacang di Kanada, di Brasil, sebagian besar Brasil, tetapi dengan sangat sengaja tidak membeli apa pun dari AS," kata Soren Schroder, CEO Bunge, perusahaan pengolah minyak biji-bijian terbesar di dunia yang bermarkas di New York, kepada saluran berita dalam sebuah wawancara telepon.
Perwakilan Bunge tidak segera menanggapi permintaan komentar dari CNBC.
Kontrak berjangka (futures) kedelai turun 1% pada hari Rabu, tetapi naik 8% di tahun ini.
Sebagai balasan atas tarif senilai US$50 miliar (Rp 698,8 triliun) terhadap barang impor China yang diusulkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Departemen Perdagangan China membalas menerapkan bea impor atas 106 produk AS pada awal April, termasuk kedelai. Tidak ada tanggal efektif yang diumumkan pada saat itu.
China adalah pasar terbesar kedua untuk ekspor pertanian AS, dan kedelai secara historis menjadi salah satu produk unggulan yang dijual ke negara Asia tersebut, menurut Dinas Pertanian Luar Negeri Departemen Pertanian AS.
(prm) Next Article Jadi Korban Perang Dagang, Petani AS Tak Lagi Pilih Trump
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular