Internasional

Lebih Untung, Petani Afghanistan Pilih Tetap Tanam Opium

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
30 April 2018 14:10
Budidaya opium dapat memberi petani penghasilan US$3.000 (Rp 41,6 juta) dibandingkan US$1.000 dari bertani gandum.
Foto: REUTERS/Stringer
Kandahar, CNBC Indonesia - Para petani Afghanistan sibuk bekerja di ladang opium mereka karena musim panen opium tahunan sudah dimulai. Pemandangan itu menggarisbawahi gagalnya usaha pemerintah untuk membasmi tanaman yang hasil panennya menjadi pasokan heroin dunia itu.

Disokong oleh birokrasi korup, penyelundup, dan pejuang Taliban, para petani ikut mempertahankan pasokan opium tahunan yang jumlahnya sekitar 9.000 metrik ton ke pasar internasional, menghasilkan tanaman dengan hasil panen tinggi meskipun terdapat usaha pemerintah untuk mencegah budidayanya.


"Kami tidak memperoleh uang yang cukup jika menanam gandum atau tanaman lain," kata Mohammad Nadir, 35 tahun, sembari mengumpulkan hasil panen yang dia tanam tahun lalu di dua hektar tanah di selatan provinsi Kandahar, dilansir dari Reuters.

Daerah itu adalah pusat budidaya bunga opium terbesar kedua di Afghanistan setelah provinsi tetangga Helmand, dan sebuah ladang subur untuk aktivitas militan Taliban.

Nadir menyisihkan getah dari bunga opium ke dalam wadah plastik untuk digunakan dalam pembuatan opium, heroin, dan obat-obatan lainnya.

Panen tahunan itu akan menghasilkan pendapatan lebih dari US$3.000 (Rp 41,6 juta) untuk Nadir dan keluarganya. Jumlah tersebut tentu saja lebih menggiurkan dibandingkan penghasilan senilai kurang dari US$1.000 yang akan dia peroleh misalkan mengalihkan lahannya untuk tanaman gandum, layaknya harapan pemerintah.

Namun, Nadir harus berbagi laba dengan Taliban untuk mengganti perlindungan yang mereka berikan terhadap ladang opium dan menemukan penyelundup domestik maupun internasional yang bertugas menjualnya secara ilegal.

Para pemberontak memperolah sebagian besar pendapatannya dari narkotika, perdagangan yang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) asumsikan bernilai sekitar US$3 miliar per tahun di Afghanistan.

Meskipun sudah dilakukan usaha bertahun-tahun untuk mengganti opium, tanaman terlarang itu adalah bagian penting untuk perekonomian negara di selatan Asia itu. PBB mengatakan produksi opium mencetak rekor di tahun 2017, naik 87% dari 2016.

Tahun lalu, pemerintah mendistribusikan lebih dari 10.000 ton bibit dan 20.000 ton pupuk urea, yang biasanya digunakan untuk tanaman pangan, ke para petani untuk merayu mereka menanam gandum.

Banyak petani yang mengumpulkan bibit untuk menanam gandum tapi pada akhirnya tidak jadi menanamnya, kata Akbar Rustami, Juru Bicara Kementerian Pertanian di Kabul.

"Kami coba menghalangi petani menanam bibit opium, tapi mereka terus mengabaikan perintah kami karena ingin memperoleh lebih banyak uang," katanya.

Faktor keamanan yang semakin parah dan keuntungan ekonomi langsung bagi para petani menjadi sumber dorongan pengembangan opium, kata para pakar.

Lebih dari 3.000 kilometer persegi tanah subur digunakan untuk menanam opium tahun lalu, kata Kementerian Pemberantasan Narkoba.

Pihak kementerian itu mengeluarkan lebih dari 500 kasus kriminal terhadap petani dan pegawai negeri sipil (PNS) karena memperbolehkan budidaya ilegal itu.

Pasukan Amerika dan Afrika telah memulai sebuah kampanye serangan udara terhadap fasilitas penyulingan obat dan laboratorium manufaktur di sebelah barat daya Afghanistan, dengan tujuan memangkas pemasukan Taliban.

Meskipun begitu, kekhawatiran akan keamanan menghalangi usaha inspeksi nasional, kata para pejabat.

"Kami memerlukan pasukan khusus untuk menghentikan petani menanam opium,"kata Najibullah Ahmadi, yang mengawasi pelarangan budidaya opium. "Kami butuh helikopter untuk melakukan pengawasan aerial."


Pemerintah gagal menyediakan sumber pendapatan alternatif, kata Nadir, petani asal Kandahar yang khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan lima buah hatinya.

"Kami ingin pemerintah mencarikan kami pekerjaan dan mengelola tanah untuk penanaman alternatif. Jika ada alternatif bagus, tidak perlu lagi membudidaya opium."
(prm) Next Article Viral Taliban Buat Supercar Sendiri, Ini Penampakannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular