
Pertamina Identifikasi Kebutuhan BBM Premium Jawa-Bali
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
25 April 2018 20:18

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) mengakui kelangkaan yang sempat terjadi di beberapa wilayah disebabkan pergeseran kembali penggunaan pertalite ke premium.
Hal itu disampaikan Plt. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjadi alasan perseroan akan melakukan pemetaan atas kebutuhan premium di masing-masing daerah. Pemetaan juga dilakukan karena berdasarkan data realisasi distribusi premium, Nicke mengaku penyaluran premium sudah mencapai 90% pada triwulan pertama tahun ini.
Menurut dia, ketika terjadi kelangkaan memang ada SPBU tertentu yang lebih ramai dibanding SPBU lain. "Maka dari itu BPH Migas sedang melakukan profiling, kami melakukan pemetaan sampai ke SPBU untuk memastikan tidak ada lagi kelangkaan," tutur Nicke, Rabu (25/4/2018).
Selain itu, Nicke menyampaikan akan fokus dengan penyaluran BBM menjelang puasa dan lebaran. Tak hanya BBM, dia akan memastikan LPG 3 kg juga tidak mengalami kelangkaan.
Beban keuangan Pertamina atas pendistribusian premium, solar, serta LPG 3 kg, kata dia menjadi perhatian pula. Nicke akan memastikan kinerja keuangan perusahaan tidak terganggu walau produk-produk tersebut harus dijual di bawah harga keekonomian.
"Kami masih melakukan pembahasan sama pemerintah. Ada beberapa opsi untuk mengurangi cost kami. Beberapa sudah ada titik terang," kata Nicke.
Dengan begitu, Nicke berharap perseroan masih bisa melakukan investasi walau terbebankan distribusi penugasan. "Kita juga harus sehat, beberapa hal solusinya masih dalam pembahasan," tambahnya.
(gus/gus) Next Article Negara Selain Indonesia yang Masih Gunakan Bensin Premium
Hal itu disampaikan Plt. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjadi alasan perseroan akan melakukan pemetaan atas kebutuhan premium di masing-masing daerah. Pemetaan juga dilakukan karena berdasarkan data realisasi distribusi premium, Nicke mengaku penyaluran premium sudah mencapai 90% pada triwulan pertama tahun ini.
Selain itu, Nicke menyampaikan akan fokus dengan penyaluran BBM menjelang puasa dan lebaran. Tak hanya BBM, dia akan memastikan LPG 3 kg juga tidak mengalami kelangkaan.
Beban keuangan Pertamina atas pendistribusian premium, solar, serta LPG 3 kg, kata dia menjadi perhatian pula. Nicke akan memastikan kinerja keuangan perusahaan tidak terganggu walau produk-produk tersebut harus dijual di bawah harga keekonomian.
"Kami masih melakukan pembahasan sama pemerintah. Ada beberapa opsi untuk mengurangi cost kami. Beberapa sudah ada titik terang," kata Nicke.
Dengan begitu, Nicke berharap perseroan masih bisa melakukan investasi walau terbebankan distribusi penugasan. "Kita juga harus sehat, beberapa hal solusinya masih dalam pembahasan," tambahnya.
(gus/gus) Next Article Negara Selain Indonesia yang Masih Gunakan Bensin Premium
Most Popular