Eropa Tuduh CPO Rusak Lingkungan, Ini Kata Bos Sinar Mas

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
25 April 2018 16:51
Uni Eropa menilai industri CPO menyebabkan deforestasi.
Foto: Ester Christine Natalia
Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa berencana melarang penggunaan biodiesel berbahan baku minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mulai 2021. Salah satu alasannya, industri CPO menyebabkan deforestasi.

Franky Widjaja, CEO PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR), mengatakan tumbuhan kelapa sawit sebetulnya paling efisien untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di masa depan.

Anak pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja itu menjelaskan pada 2050 populasi dunia diproyeksi mencapai 10 miliar penduduk, dan kebutuhan minyak nabati mencapai 200 juta ton.

Untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati itu, kedelai membutuhkan sekitar 445 juta hektar lahan tambahan, rapeseed sebanyak 290 juta hektar, namun kelapa sawit hanya 40 juta lahan.

"Jika produktivitas terus naik, saya rasa hanya perlu 30 juta hektar lahan lagi. Dengan intensifitas yang juga kami lakukan, saya rasa kami akan [memproduksi] banyak [minyak kelapa sawit]," katanya.


Dia menuturkan hal itu dalam International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) 2018 di Nusa Dua, Bali, hari Rabu (25/4/2018).

Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkomitmen terhadap program "no deforestation" selama beberapa tahun belakangan, Franky menilai upaya meningkatkan produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan dapat tercapai.

Dia mengatakan kelestarian lingkungan juga dapat dicapai apabila para pengusaha sawit skala kecil dapat meningkatkan kesejahteraan.

"Untuk mencapai keamanan pangan, kita harus memberikan peluang ekonomi yang fokus untuk memberdayakan petani kecil."
(ray/ray) Next Article Untuk Roti Sampai BBM, Ini Jenis CPO yang Diekspor RI ke UE

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular