
Internasional
Perang Dagang AS-China, CEO Volvo: Kami Khawatir
Roy Franedya, CNBC Indonesia
25 April 2018 12:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China bisa memukul para pembeli mobil. Ini merupakan pendapat dari Chief Executive Officer (CEO) Volvo Cars Hakan Samuelsson.
"Kami sangat khawatir karena seluruh konsep bisnis didasarkan pada perdagagan bebas ... jika kami tidak memilikinya, kami harus berinvestasi di setiap saluran produksi mobil di setiap negara dan itu akan jauh lebih mahal buat konsumen," ujar Hakan Samuelsson dalam sebuah acara otomotif di Beijing seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (24/4/2018).
Merespons keputusan Presiden AS Donald Trump yang menargetkan impor China senilai miliaran dolar, Presiden China Xi Jinping mengumumkan rencana untuk memberlakukan bea masuk atas berbagai ekspor AS, termasuk mobil.
AS mendapat manfaat dari pasar terbuka, Samuelsson mengatakan. "Kami berencana ekspansi ke South Carolina, setengah dari apa yang kami bangun di sana akan diekspor."
"Pemerintah China berada di jalur yang benar jika mereka mencabut [kebijakan] proteksi karena persaingan merupakan cara yang jauh lebih kuat untuk meningkatkan dan memperkenalkan teknologi baru."
Mengomentari aksi korporasi produsen mobil China, Geely yang membeli saham produsen mobil Jerman, Daimler seharga US$9 miliar, Hakan Samuelsson menyatakan aksi korporasi tersebut tidak berdampak pada Volvo.
Volvo dan Daimler masih bisa bekerja sama dalam proyek-proyek, ujar Hakan Samuelson, sambil menambahkan bahwa keduanya saat ini tidak sedang dalam pembicaraan mengenai kemungkinan kemitraan.
(roy/prm) Next Article Perang Dagang Global Akan Rugikan Konsumen
"Kami sangat khawatir karena seluruh konsep bisnis didasarkan pada perdagagan bebas ... jika kami tidak memilikinya, kami harus berinvestasi di setiap saluran produksi mobil di setiap negara dan itu akan jauh lebih mahal buat konsumen," ujar Hakan Samuelsson dalam sebuah acara otomotif di Beijing seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (24/4/2018).
"Pemerintah China berada di jalur yang benar jika mereka mencabut [kebijakan] proteksi karena persaingan merupakan cara yang jauh lebih kuat untuk meningkatkan dan memperkenalkan teknologi baru."
Mengomentari aksi korporasi produsen mobil China, Geely yang membeli saham produsen mobil Jerman, Daimler seharga US$9 miliar, Hakan Samuelsson menyatakan aksi korporasi tersebut tidak berdampak pada Volvo.
Volvo dan Daimler masih bisa bekerja sama dalam proyek-proyek, ujar Hakan Samuelson, sambil menambahkan bahwa keduanya saat ini tidak sedang dalam pembicaraan mengenai kemungkinan kemitraan.
(roy/prm) Next Article Perang Dagang Global Akan Rugikan Konsumen
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular