
Risiko Tinggi, China Hati-hati Cairkan Dana Kereta Cepat
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
25 April 2018 07:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Pencairan dana tahap awal proyek kereta api cepat atau high speed rail (HSR) oleh China Development Bank (CDB) dipastikan dilakukan paling lambat pada akhir Mei 2018 mendatang.
Direktur Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) A.N.S Kosasih mengatakan pencairan dana tahap awal tersebut sudah disetujui dalam rapat project closure anggota konsorsium PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) yang akan melaksanakan proyek tersebut.
Konsorsium tersebut beranggotakan WIKA, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan China Railway Corporation.
"Rapat terakhir proyek HSR dengan semua pelaksana, peminjam, dan sponsor semua sudah disampaikan okay. Pencairan dari CDB paling lambat di bulan Mei ini dan itu akan menghilangkan keraguan dari semua pihak," ujar Kosasih di Gedung WIKA, Selasa (24/4/2018).
Kosasih menambahkan, lambatnya pencairan dana proyek HSR Jakarta-Bandung tersebut dikarenakan CDB masih berhati-hati akan risiko pemberian pinjaman dana tahap awal yang mencapai angka US$500 juta (Rp 6,9 triliun) dari total US$4,9 miliar tersebut.
Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah lamanya jangka waktu pinjaman yang mencapai 40 tahun sehingga CDB berusaha untuk memastikan bahwa pinjaman yang dikeluarkannya memiliki risiko yang minim.
"Kereta cepat itu konsesinya 10 tahun dan sebagian besar pinjaman dalam dolar AS, selama 10 tahun itu tidak bayar bunga. Dari tahun ke 11 hingga ke 40 baru mulai cicil utang, bunganya cuman 2%. Jadi, kalau dibagi 5 tahunan, itu seperti 8 kali ganti Presiden," ujar Kosasih.
Untuk meminimalkan risiko yang dihadapi, CDB sangat berhati-hati dan konservatif terhadap proyek tersebut, salah satunya dengan melakukan review ketat terhadap proyek HSR Jakarta-Bandung.
"Ini proyek 85% dibiayai oleh China, yaitu sekitar 75% dari CDB, 10% dari pemegang saham BUMN yang berasal dari China," tambah Kosasih.
Bulan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan proyek HSR Jakarta-Bandung dipastikan molor dari target awal tuntas pada 2019. Hal ini menyusul sulitnya pembebasan lahan dan terlambatnya pencairan dana dari China Development Bank (CDB).
Pembebasan lahan proyek tersebut baru sekitar 55 km dari total 140 km yang dibutuhkan.
(prm) Next Article Ada Pekerja Kasar China Garap Kereta Cepat Jakarta-Bandung?
Direktur Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) A.N.S Kosasih mengatakan pencairan dana tahap awal tersebut sudah disetujui dalam rapat project closure anggota konsorsium PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) yang akan melaksanakan proyek tersebut.
Konsorsium tersebut beranggotakan WIKA, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan China Railway Corporation.
Kosasih menambahkan, lambatnya pencairan dana proyek HSR Jakarta-Bandung tersebut dikarenakan CDB masih berhati-hati akan risiko pemberian pinjaman dana tahap awal yang mencapai angka US$500 juta (Rp 6,9 triliun) dari total US$4,9 miliar tersebut.
Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah lamanya jangka waktu pinjaman yang mencapai 40 tahun sehingga CDB berusaha untuk memastikan bahwa pinjaman yang dikeluarkannya memiliki risiko yang minim.
"Kereta cepat itu konsesinya 10 tahun dan sebagian besar pinjaman dalam dolar AS, selama 10 tahun itu tidak bayar bunga. Dari tahun ke 11 hingga ke 40 baru mulai cicil utang, bunganya cuman 2%. Jadi, kalau dibagi 5 tahunan, itu seperti 8 kali ganti Presiden," ujar Kosasih.
Untuk meminimalkan risiko yang dihadapi, CDB sangat berhati-hati dan konservatif terhadap proyek tersebut, salah satunya dengan melakukan review ketat terhadap proyek HSR Jakarta-Bandung.
"Ini proyek 85% dibiayai oleh China, yaitu sekitar 75% dari CDB, 10% dari pemegang saham BUMN yang berasal dari China," tambah Kosasih.
Bulan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan proyek HSR Jakarta-Bandung dipastikan molor dari target awal tuntas pada 2019. Hal ini menyusul sulitnya pembebasan lahan dan terlambatnya pencairan dana dari China Development Bank (CDB).
Pembebasan lahan proyek tersebut baru sekitar 55 km dari total 140 km yang dibutuhkan.
(prm) Next Article Ada Pekerja Kasar China Garap Kereta Cepat Jakarta-Bandung?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular