
Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung Molor dari Target Awal 2019
gita rossiana, CNBC Indonesia
19 February 2018 13:03

Jakarta, CNBC Indonesia – Proyek kereta cepat Jakarta – Bandung dipastikan molor dari target awal tuntas pada 2019. Hal ini menyusul sulitnya pembebasan lahan dan pencairan dana dari China Development Bank (CDB).
(ray/ray) Next Article Rini: Kereta Cepat JKT-BDG Jadi yang Pertama di Asia Tenggara
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembebasan lahan proyek kereta cepat itu baru sekitar 55 km dari total 140 km yang dibutuhkan.
"Sejauh ini sudah lebih dari 55 km lahan yang dibebaskan dan sudah kami berikan ke kontraktor," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (19/2/2018).
Sementara itu terkait pinjaman, menurut Rini saat ini sudah masuk tahap finalisasi dokumen. Dia mengharapkan, pada Maret 2018, pinjaman senilai US$ 500 juta dari nilai total US$ 4,9 miliar bisa cair.
Kendati dana tersebut belum cair, namun pihaknya dan China sudah menginjeksi modal masing-masing untuk pembangunan proyek HSR tersebut.
"Kalau saat ini, pinjaman belum dibutuhkan karena masih pakai modal yang ada," ungkap dia.
Dengan rampungnya kedua urusan tersebut, Rini memprediksi proyek HSR ini bisa selesai 32 bulan setelah Februari 2018. "Line clearing mulai dilakukan pada Februari 2018, jadi mungkin bisa selesai 32 bulan setelah itu," ungkap dia.
Proyek HSR merupakan proyek PT Kereta Api Cepat Indonesia Cina (KCIC). KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN China dan Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan masing-masing 40% dan 60%.
Konsorsium BUMN terdiri dari WIKA dengan porsi, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Jasa Marga Tbk. Sekitar 75% investasi proyek HSR ini akan dibiayai China Development Bank (CDB) dan 25% dari internal KCIC.
"Sejauh ini sudah lebih dari 55 km lahan yang dibebaskan dan sudah kami berikan ke kontraktor," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (19/2/2018).
Kendati dana tersebut belum cair, namun pihaknya dan China sudah menginjeksi modal masing-masing untuk pembangunan proyek HSR tersebut.
"Kalau saat ini, pinjaman belum dibutuhkan karena masih pakai modal yang ada," ungkap dia.
Dengan rampungnya kedua urusan tersebut, Rini memprediksi proyek HSR ini bisa selesai 32 bulan setelah Februari 2018. "Line clearing mulai dilakukan pada Februari 2018, jadi mungkin bisa selesai 32 bulan setelah itu," ungkap dia.
Proyek HSR merupakan proyek PT Kereta Api Cepat Indonesia Cina (KCIC). KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN China dan Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan masing-masing 40% dan 60%.
Konsorsium BUMN terdiri dari WIKA dengan porsi, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Jasa Marga Tbk. Sekitar 75% investasi proyek HSR ini akan dibiayai China Development Bank (CDB) dan 25% dari internal KCIC.
(ray/ray) Next Article Rini: Kereta Cepat JKT-BDG Jadi yang Pertama di Asia Tenggara
Most Popular