Pencairan Dana KA Cepat Jakarta-Bandung Rp 78 T Belum Jelas

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 March 2018 19:29
PT Wijaya Karya mengaku belum mengetahui kapan dana pinjaman dari China Development Bank itu cair.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung masih menanti pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebesar US$ 5,9 miliar atau Rp 78,6 triliun. Meski demikian, belum ada kejelasan pencairan dana proyek yang sudah dimulai sejak 2016 lalu itu. 

Usai mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR, Direktur Utama PT Wijaya Karya Bintang (Persero) Tbk Bintang Perbowo mengaku belum mengetahui kenapa dana pinjaman tersebut belum dicairkan. 

"Kita tunggu saja nanti. Saya tidak mengerti kebijakan disana. Kalau misalnya [pinjaman] sudah mau dipenuhi, pasti dipenuhi. Tapi belum ada," kata Bintang di gedung parlemen, Rabu (21/3/2018). 

Bintang mengatakan, pembebasan lahan proyek itu saat ini masih menggunakan dana ekuitas pemegang saham konsorsium Indonesia - China, yaitu PT Wijaya Karya Tbk, PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga Tbk, dan PTPN VIII. 

"Kami pakai equity dulu [untuk pendanaan awal proyek. [Dana sekitar] Rp 2,5 triliun. Semua sudah setor," jelas Bintang. 


Mengutip detik.com, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memastikan bahwa proyek kereta cepat Jakarta Bandung meleset dari perkiraan.

Proyek yang ditargetkan rampung pada 2019 itu, mundur hingga 2020.
 Rencana tata ruang wilayah (RTRW) nasional yang belum rampung, menjadi penyebab utama mundurnya proyek tersebut dari target.

Kendati demikian, Rini memastikan bahwa biaya proyek tersebut tidak akan membengkak.
 

"Tidak [sama sekali berpengaruh pada pendanaan]. Untungnya kami waktu itu tidak mau tarik [pinjaman] dulu. Kalau udah narik, konstruksinya terlambat, pembengkakan," kata Rini, saat meninjau lokasi proyek di kawasan Walini, Desa Kanangasari, Cikalong Wetan, Bandung Barat. 

Sebagai informasi, proyek tersebut akan dibangun oleh konsorsium pelat merah Indonesia, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan konsorsium China Railways dengan skema business to business (b to b). 

Adapun mayoritas pembiayaan proyek, akan dikucurkan melalui pinjaman CDB. Meski demikian, pinjaman yang diharapkan bisa dicairkan pada bulan ini masih abu-abu.
(ray/ray) Next Article KA Cepat JKT-SMRG Rp 58 T, APBN Tak Kuat Biayai!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular