
Elia Massa Sebut Pertamina Perusahaan Kecil, Benarkah?
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
22 April 2018 08:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Elia Massa Manik dicopot dari jabatan direktur utama PT Pertamina (Persero) pada Jumat (20/4/2018). Posisinya kini digantikan oleh Nicke Widyawati sebagai pelaksana tugas direktur utama.
Dalam pesan terakhirnya yang disampaikan ke rekan sejawatnya melalui Whatsapp Group, Elia mengatakan, "Perlu kerja keras untuk mengejar ketertinggalan, karena di habitatnya, Pertamina sangat kecil dibandingkan dengan NOC2 [national oil companies] lainnya."
Elia ada benarnya, karena jika dibandingkan dengan perusahaan minyak nasional milik Malaysia saja yakni Petroliam Nasional Berhad atau Petronas, Pertamina sudah tertinggal.
Apabila dilihat dari daftar perusahaan besar dunia Fortune 500 2017, Pertamina berada di peringkat ke 289 dan Petronas ada di posisi 184.
Berdasarkan Fortune 500 itu, pendapatan Pertamina pada 2017 tercatat US$ 36,48 miliar dengan keutungan US$ 3,14 miliar dan aset US$ 47,23 miliar.
Sementara itu, Petronas membukukan pendapatan US$ 49,48 miliar dan profit US$ 4,09 miliar, serta aset US$ 134 miliar.
Kedua perusahaan asal ASEAN ini masih kalah jauh dibandingkan dengan raksasa minyak kelas dunia lainnya, semisal Royal Dutch Shell milik Belanda yang berada di peringkat 7.
Shell membukukan pendapatan US$ 240 miliar, profit US$ 4,57 miliar, dan aset US$ 411 miliar.
Belum lagi kalau dibandingkan dengan Saudi Aramco milik Arab Saudi, yang akan melantai di bursa dengan mengincar US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.380 triliun dengan hanya melepas 5% saham ke publik.
(ray/ray) Next Article Baru Setahun, Elia Massa Manik Dicopot Rini Dari Pertamina
Dalam pesan terakhirnya yang disampaikan ke rekan sejawatnya melalui Whatsapp Group, Elia mengatakan, "Perlu kerja keras untuk mengejar ketertinggalan, karena di habitatnya, Pertamina sangat kecil dibandingkan dengan NOC2 [national oil companies] lainnya."
Elia ada benarnya, karena jika dibandingkan dengan perusahaan minyak nasional milik Malaysia saja yakni Petroliam Nasional Berhad atau Petronas, Pertamina sudah tertinggal.
Apabila dilihat dari daftar perusahaan besar dunia Fortune 500 2017, Pertamina berada di peringkat ke 289 dan Petronas ada di posisi 184.
Berdasarkan Fortune 500 itu, pendapatan Pertamina pada 2017 tercatat US$ 36,48 miliar dengan keutungan US$ 3,14 miliar dan aset US$ 47,23 miliar.
Sementara itu, Petronas membukukan pendapatan US$ 49,48 miliar dan profit US$ 4,09 miliar, serta aset US$ 134 miliar.
Kedua perusahaan asal ASEAN ini masih kalah jauh dibandingkan dengan raksasa minyak kelas dunia lainnya, semisal Royal Dutch Shell milik Belanda yang berada di peringkat 7.
Shell membukukan pendapatan US$ 240 miliar, profit US$ 4,57 miliar, dan aset US$ 411 miliar.
Belum lagi kalau dibandingkan dengan Saudi Aramco milik Arab Saudi, yang akan melantai di bursa dengan mengincar US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.380 triliun dengan hanya melepas 5% saham ke publik.
(ray/ray) Next Article Baru Setahun, Elia Massa Manik Dicopot Rini Dari Pertamina
Most Popular