Daftar 'Dosa' Elia Massa Hingga Dicopot dari Dirut Pertamina
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
20 April 2018 15:35
Jakarta, CNBC Indonesia - Elia Massa Manik dicopot dari jabatan direktur utama PT Pertamina (Persero) dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar di Kementerian BUMN hari ini, Jumat (20/4/2018).
Massa dilantik menjadi direktur utama Pertamina pada 16 Maret 2017, artinya dia hanya setahun lebih menjabat di kursi panas itu.
Selama menjabat sebagai dirut, sempat muncul beberapa isu kontroversial terkait Pertamina. Belakangan, isu soal bahan bakar minyak (BBM) premium yang menjadi hantaman bagi Pertamina.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mewajibkan pasokan premium harus tetap dengan harga Rp 6.500/liter.
Namun, sejalan dengan itu Pertamina mengungkapkan bahwa perusahaa berpotensi rugi hingga sebanyak Rp 3,9 triliun pada dua bulan awal 2018 akibat menahan harga bensin premium dan solar.
Selain itu, pasokan premium juga diketahui menjadi langka di sejumlah daerah hingga Presiden Jokowi juga memerintahkan agar Pertamina agar pasokan premium tetap terjaga di Jawa dan Bali serta seluruh wilayah RI.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan juga angkat bicara terkait potensi kerugian yang diungkap Pertamina.
Dia mengatakan pemerintah sudah memperhitungkan baik-baik soal kesehatan keuangan BUMN, di antaranya dengan memberikan hak pengelolaan beberapa blok migas kepada Pertamina.
"Pertama Blok Mahakam, itu tambahan pendapatan bersihnya saja setahun Rp 7-8 triliun. Lalu, dikasih lagi delapan blok, bisa tambah Rp 1 triliun - Rp 2 triliun, jadi setahun bisa dapat Rp 10 triliun, dan itu dikasih selama 20 tahun," kata Jonan.
"Sekarang tanya, ini gak ribut, di sana ribut. Pertamina belajarlan dari PLN," tegas Jonan.
Isu lainnya yang menjadi besar adalah soal tumpahan minyak di Balikpapan akibat putusnya pipa Pertamina.
Kasus ini masih berlanjut dan menjadi perhatian DPR, Kepolisian serta aktivis lingkungan hidup.
(ray/ray) Next Article Baru Setahun, Elia Massa Manik Dicopot Rini Dari Pertamina
Massa dilantik menjadi direktur utama Pertamina pada 16 Maret 2017, artinya dia hanya setahun lebih menjabat di kursi panas itu.
Selama menjabat sebagai dirut, sempat muncul beberapa isu kontroversial terkait Pertamina. Belakangan, isu soal bahan bakar minyak (BBM) premium yang menjadi hantaman bagi Pertamina.
Namun, sejalan dengan itu Pertamina mengungkapkan bahwa perusahaa berpotensi rugi hingga sebanyak Rp 3,9 triliun pada dua bulan awal 2018 akibat menahan harga bensin premium dan solar.
Selain itu, pasokan premium juga diketahui menjadi langka di sejumlah daerah hingga Presiden Jokowi juga memerintahkan agar Pertamina agar pasokan premium tetap terjaga di Jawa dan Bali serta seluruh wilayah RI.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan juga angkat bicara terkait potensi kerugian yang diungkap Pertamina.
Dia mengatakan pemerintah sudah memperhitungkan baik-baik soal kesehatan keuangan BUMN, di antaranya dengan memberikan hak pengelolaan beberapa blok migas kepada Pertamina.
"Pertama Blok Mahakam, itu tambahan pendapatan bersihnya saja setahun Rp 7-8 triliun. Lalu, dikasih lagi delapan blok, bisa tambah Rp 1 triliun - Rp 2 triliun, jadi setahun bisa dapat Rp 10 triliun, dan itu dikasih selama 20 tahun," kata Jonan.
"Sekarang tanya, ini gak ribut, di sana ribut. Pertamina belajarlan dari PLN," tegas Jonan.
Isu lainnya yang menjadi besar adalah soal tumpahan minyak di Balikpapan akibat putusnya pipa Pertamina.
Kasus ini masih berlanjut dan menjadi perhatian DPR, Kepolisian serta aktivis lingkungan hidup.
(ray/ray) Next Article Baru Setahun, Elia Massa Manik Dicopot Rini Dari Pertamina
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular