Internasional

Lawan Trump, UE Percepat Penerapan Perjanjian Dagang Jepang

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 April 2018 07:13
Uni Eropa (UE) dan Jepang telah merampungkan negosiasi untuk menciptakan area perekonomian terbesar di dunia di bulan Desember lalu.
Foto: REUTERS/Fabian Bimmer
Brussels, CNBC Indonesia - Komisi Eropa mengajukan usulan kesepakatan perdagangan bebas dengan Jepang untuk persetujuan jalur cepat pada hari Rabu (18/4/2018). Hal tersebut dilakukan dengan harapan bisa menghindari terulangnya protes publik yang hampir menghambat pakta perdagangan dengan Kanada dua tahun lalu.

Uni Eropa (UE) dan Jepang merampungkan negosiasi untuk menciptakan area perekonomian terbesar di dunia di bulan Desember, memberi sinyal tentang penolakan mereka terhadap sikap proteksionis Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sekarang, mereka ingin kesepakatan itu berlaku, dilansir dari Reuters.

Kesepakatan itu akan menghapuskan tarif UE sebesar 10% terhadap mobil-mobil Jepang dan 3% untuk sebagian besar bagian mobil. Selain itu, bea impor Jepang sebanyak 30% pada produk keju dan 16% pada wine (minuman anggur) dari UE juga akan dihapus, dan akses terhadap tender publik besar di Jepang akan diamankan.

Pengurangan dan penghapusan bea impor akan mengurangi ongkos ekspor UE ke Jepang mencapai 1 miliar euro (US$1,24 miliar atau senilai Rp 17 triliun).

Komisi, yang bertugas untuk menegosiasikan kesepakatan dagang untuk UE, akan mempresentasikan usulan tersebut beserta dengan rencana kesepakatan dagang dengan Singapura kepada 28 anggota UE. Negara-negara UE, Parlemen Eropa, dan Parlemen Jepang harus memberi persetujuan mereka sebelum pakta dagang bisa dimulai.

Komisi itu berharap masing-masing pemimpin akan menandatangani kesepakatan UE-Jepang dalam konferensi tingkat di Brussels bulan Juni atau Juli. Mereka juga berharap kedua kesepakatan itu akan mulai diterapkan di pertengahan tahun 2019, tenggat waktu yang cukup ambisius jika ditilik dari pengalaman sebelumnya.

UE menyadari protes dan kritik terhadap Perjanjian Perekonomian dan Perdagangan Komprehensif UE-Kanada (EU-Canada Comprehensive Economic and Trade Agreement/CETA) di tahun 2016, di mana sebuah ketegangan di kawasan Belgium mengancam menggagalkan kesepakatan itu. Kesepakatan tersebut untuk sementara waktu mulai diterapkan September lalu.

Brussels dan Tokyo ingin memastikan kesepakatan baru itu bisa diterapkan di awal tahun 2019, idealnya sebelum Inggris keluar dari UE di akhir bulan Maret. Jika perjanjian itu berhasil dijalankan, secara otomatis kesepakatan itu bisa diterapkan pada Inggris selama periode transisi sampai akhir tahun 2020. Jika tidak berhasil, maka perjanjian pun tidak bisa diberlakukan untuk Inggris.


Banyak produsen mobil Jepang yang melayani UE dari Inggris. Mereka mengatakan kesepakatan yang berjalan selama masa transisi akan memberi lebih banyak waktu untuk mempersiapkan perjanjian dagang terpisah dengan Inggris.

Perjanjian dengan Jepang bisa saja mendapatkan persetujuan yang cepat karena tidak mencakup perlindungan investasi. Para kritikus memandang perlindungan investasi memungkinkan perusahaan multinasional mempengaruhi kebijakan publik dengan ancaman tindakan hukum.

Maka dari itu, kesepakatan bisa mulai diterapkan setelah disetujui pemerintah nasional dan Parlemen Eropa tanpa harus mendapatkan izin dari parlemen nasional atau bahkan kawasan.

Faktanya, para negosiator UE dan Jepang pun sebenarnya belum sepakat tentang bagaimana cara melindungi investor asing.
(prm) Next Article Eropa & Jepang Bersatu Lawan Aksi Perang Dagang Trump

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular