Internasional

Abu Dhabi Andalkan Pariwisata untuk Beralih dari Minyak

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 April 2018 17:10
Kontribusi sektor pariwisata disebut Uni Emirat Arab berdampak tidak hanya ke sektor manusia namun juga ekonomi secara langsung maupun tidak langsung.
Foto: REUTERS/Steve Crisp
Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan pengunjung ke Abu Dhabi berdampak penting bagi kesehatan ekonomi Uni Emirat Arab (UEA) secara keseluruhan, menurut direktur pariwisata ibukota Emirat.

Dilansir dari CNBC International, Direktur Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Saif Saeed Ghobash mengatakan pariwisata pastinya bisa jadi jalan untuk mengurangi ketergantungan UEA pada hidrokarbon.


"Pada tingkat nasional, Abu Dhabi berusaha untuk mendiversifikasi produk domestik bruto (GDP)-nya dari minyak. Dan salah satu sektor utama yang memungkinkan kami melakukan itu adalah sektor pariwisata, dan kontribusinya akan dalam bentuk langsung dan tidak langsung," kata Ghobash kepada CNBC International.

Menyusul jatuhnya harga minyak global pada tahun 2015, negara-negara pengekspor minyak telah mencari cara alternatif untuk memperoleh pertumbuhan dan pendapatan.

Meskipun UEA adalah negara yang paling terdiversifikasi secara ekonomi di antara negara Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC), minyak masih menyumbang sekitar 30% dari total PDB negara itu. Pemerintah ingin menguranginya menjadi 20% pada tahun 2021.

Dengan dibukanya Louvre Abu Dhabi yang pembangunannya menelan biaya sampai US$1 miliar (Rp 13,8 triliun), pada bulan November, Ghobash memperkirakan akan ada pertumbuhan jumlah pengunjung yang lebih tinggi lagi seiring dengan meningkatnya kesadaran baru dalam seni dan budaya di antara 1,14 juta penduduk Emirat.

Ia menyebut kesadaran ini sangatlah penting untuk mempromosikan dialog lintas-budaya, memerangi ekstremisme, meningkatkan pendidikan, dan mencapai pembangunan ekonomi yang lebih besar.

"Ini hanya tentang kami yang menyediakan tempat bagi pengunjung dan penduduk, seiring membangun percakapan untuk memahami bagaimana mereka terhubung satu sama lain, itu adalah pesan perdamaian," kata Ghobash, mengutip komitmen pemerintah untuk tujuan ini tetapi menambahkan bahwa langkah selanjutnya adalah untuk lebih melibatkan sektor swasta.

"Saya percaya, dengan upaya ini akan ada peningkatan kesadaran di masyarakat kami tentang pentingnya budaya dan seni," katanya, menekankan bahwa selain pada manusia, hal ini juga memiliki implikasi pada ekonomi.

"Jika Anda melihat negara lain, semakin banyak mereka berinvestasi dalam budaya dan seni, semakin besar pertumbuhan ekonominya, semakin besar perkembangannya, semakin besar kemampuan mereka dalam menarik pengusaha untuk datang dan mambangun kantor di negara-negara tersebut."

Ghobash menyebutkan pengunjung hotel di ibukota UEA meningkat 10% tahun lalu dan pemerintahnya menargetkan ada sebanyak 8,5 juta wisatawan tahunan pada 2021. Untuk mewujudkan hal ini harus dibantu oleh penyelenggaraan acara besar, seperti Dubai Expo 2020 dan proyek-proyek baru yang sedang berlangsung, termasuk museum seni modern Guggenheim Abu Dhabi dan taman hiburan dalam ruangan Warner Brothers, yang akan menjadi taman hiburan indoor terbesar di dunia.


Menurut Indeks Kota Tujuan Global Mastercard 2017, pariwisata Abu Dhabi tumbuh 18,9% antara tahun 2009 dan 2016 dan Abu Dhabi merupakan kota dengan pertumbuhan tercepat keempat di dunia.

Hal besar berikutnya untuk Abu Dhabi? Mencoba untuk membuat megaproyek setiap tahunnya, kata Ghobash, menambahkan bahwa pembangunan akan bergantung pada kemampuan "berinovasi, mengambil keputusan sendiri, dan untuk terus kompetitif dalam bidang lain di luar minyak."
(prm) Next Article Di Abu Dhabi, Jokowi Bakal Tawarkan Investasi Ibu Kota Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular