
Di China, Luhut Deal Ratusan Triliun Proyek
Arys Aditya, CNBC Indonesia
14 April 2018 09:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah meneken 7 komitmen investasi puluhan miliar dolar AS atau setara ratusan triliun rupiah dengan China dalam forum Belt and Road Initiative di Beijing, China.
Dalam forum itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang merangkap sebagai utusan khusus RI untuk China. Tujuh komitmen investasi tersebut terdiri 2 nota kesepahaman dan 5 kontrak kerja sama antar perusahaan-perusahaan dari kedua negara.
Dua nota kesepahaman yang berhasil disepakati adalah menyangkut pengembangan mobil/motor listrik dan pengembangan Tanah Kuning Mangkupadi Industrial Park di Kalimantan Utara.
Sementara, kontrak kerja sama pertama yang ditandatangani terkait pengembangan proyek hydropower di Kayan senilai US$ 2 miliar. Kontrak kedua adalah pengembangan industri konversi dimethyl ethercoal menjadi gas senilai US$ 700 juta. Kontrak ketiga merupakan perjanjian investasi joint venture untuk hydropower plant di Sungai Kayan senilai US$ 17,8 miliar.
Adapun, kontrak keempat adalah perjanjian investasi joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali senilai US$ 1,6 miliar. Terakhir, terkait pengembangan steel smelter senilai US$ 1,2 miliar.
"Kami tidak ingin hanya bicara, bicara, dan bicara saja. Tapi kami ingin melihat implementasi," ujar Menko Luhut saat menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut, dikutip dari siaran resmi, Sabtu (14/4/2018).
"Kami ingin melihat terus terjalinnya kerja sama antar investor dari kedua negara, tidak hanya antar pemerintah saja," lanjutnya.
(dru) Next Article RI-China Luncurkan Global Maritime Fulcrum Task Force
Dalam forum itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang merangkap sebagai utusan khusus RI untuk China. Tujuh komitmen investasi tersebut terdiri 2 nota kesepahaman dan 5 kontrak kerja sama antar perusahaan-perusahaan dari kedua negara.
Dua nota kesepahaman yang berhasil disepakati adalah menyangkut pengembangan mobil/motor listrik dan pengembangan Tanah Kuning Mangkupadi Industrial Park di Kalimantan Utara.
Adapun, kontrak keempat adalah perjanjian investasi joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali senilai US$ 1,6 miliar. Terakhir, terkait pengembangan steel smelter senilai US$ 1,2 miliar.
"Kami tidak ingin hanya bicara, bicara, dan bicara saja. Tapi kami ingin melihat implementasi," ujar Menko Luhut saat menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut, dikutip dari siaran resmi, Sabtu (14/4/2018).
"Kami ingin melihat terus terjalinnya kerja sama antar investor dari kedua negara, tidak hanya antar pemerintah saja," lanjutnya.
(dru) Next Article RI-China Luncurkan Global Maritime Fulcrum Task Force
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular