Internasional

OPEC - Rusia Bakal Pangkas Produksi Minyak Sampai 20 Tahun?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 April 2018 14:57
Arab Saudi dan Rusia merencanakan pembuatan pakta jangka panjang untuk pangkas produksi minyak dari negara-negara eksportir besar beberapa tahun ke depan
Foto: google
New York, CNBC Indonesia- Arab Saudi dan Rusia tengah merencanakan pembuatan pakta jangka panjang terkait pengetatan produksi minyak dunia dari negara-negara eksportir besar beberapa tahun ke depan.

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman mengatakan kepada Reuters bahwa Riyadh dan Moscow tengah mempertimbangkan sebuah kesepakatan untuk mengubah kerjasama jangka pendek terkait pengendalian produksi minyak metah yang dimulai pada Januari 2017 menjadi kerjasama jangka panjang.



"Kami tengah bekerja mengubah kesepakatan jangka pendek menjadi kesepakatan jangka panjang (10-20 tahun). Secara garis besar, kami telah memiliki kesepakatan, namun belum mengenai detailnya." ujar Putra Mahkota kepada Reuters dalam sebuah wawancara di New York pada Senin sore.

Rusia yang bukan merupakan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah bergabung dengan ke-14 anggota OPEC untuk menstabilkan harga minyak dengan menekan produksi, namun belum pernah tergabung dalam kesepakatan jangka panjang untuk 10 sampai 20 tahun.

Produsen OPEC terbesar yakni Arab Saudi telah meminta Rusia dan beberapa negara non-OPEC lainnya untuk membantu menekan kelebihan produksi yang menjadikan harga minyak anjlok hampir mencapai US$30 per barel pada tahun 2016, yang awalnya sekitar US$100 pada tahun 2014.

Harga minyak telah membaik menjadi US$70/barel. Namun, pesatnya kenaikan produksi dari produsen shale oil asal AS telah menahan kenaikan harga.

"Ini semua mengenai apakah hubungan tersebut (OPEC dengan produsen non-OPEC) hanya merupakan strategi jangka pendek untuk menangani krisis di pasar minyak ini saat ini, atau apakah itu merefleksikan kerja sama jangka panjang untuk menstabilkan pasar minyak mentah dunia. Negara-negara OPEC ingin mencari solusi untuk membawa hubungan ini ke tingkat yang lebih tinggi dan bukan menjadikannnya sebagai kesepakatan jangka pendek saja." ujar sejarawan minyak dan vice chairman di lembaga konsultasi HIS Markit, Daniel Yergin.

Robert McNally di perusahaan konsultan Rapidan Energy Group mengatakan Riyadh ingin membantu menghilangkan volatilitas dari harga minyak dengan cara membatasi kenaikan harga minyak mentah, serta dengan menjaga supaya harga tidak terlalu rendah.

"Sejarah menunjukkan tanpa adanya produsen jangka panjang yang kuat, kompeten koheren, dan disiplin di pasar minyak, anda akan memperoleh harga minyak yang sangat volatil. Arab Saudi dan Rusia tak ingin lagi melihat volatilitas yang telah kita lihat dalam 10-15 tahun terakhir ini," ujar McNally.

Ia mengatakan bahwa guna mewujudkan hal tersebut, Rusia harus bergabung dengan Saudi dalam membangun fasilitas produksi yang dapat digunakan untuk menstabilkan harga ketika kenaikannya sudah terlalu tinggi.
(gus/gus) Next Article Arab Saudi Ingin Pemangkasan Produksi Minyak Berakhir di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular