
Arab Saudi Ingin Pemangkasan Produksi Minyak Berakhir di 2019
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
25 February 2018 08:26

- Menteri Perminyakan Arab Saudi masih ingin menjalin aliansi permanen dengan negara-negara penghasil minyak lain
- Arab Saudi mengapresiasi hasil pengendalian produksi minyak yang sudah berlangsung, dan memuji untuk capaian Januari lalu
Jakarta, CNBC Indonesia- Arab Saudi berharap kebijakan produksi minyak untuk tahun depan bisa lebih longgar, artinya negara-negara penghasil dan eksportir minyak yang tergabung dalam OPEC, maupun sekutunya, tak harus lagi memotong angka produksi minyak mereka seperti tahun ini.
Negara yang tergabung dalam OPEC dalam beberapa waktu terakhir memangkas produksi minyak mereka sebanyak jutaan barel untuk mengendalikan harga komoditas ini di pasar global. Organisasi eksportir minyak ini, bersama-sama dengan Rusia dan negara produsen minyak lainnya, membuat kesepakatan untuk memotong produksi minyak hingga 1,2 juta barel minyak per hari.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid Al Falih mengatakan kebijakan yang diambil oleh OPEC dan negara sekutunya ini merupakan bagian dari komitmen penyeimbangan dan stabilisasi pasar minyak dunia.
"Studi masih berlanjut, dan saat kami tahu apa yang bisa menyeimbangkan pasar kami akan segera umumkan kebijakan selanjutnya. Kemungkinannya bisa saja mulai melonggarkan angka produksi," kata Khalid, Sabtu waktu setempat sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional.
"Perkiraan kami pelonggaran ini bisa mulai di 2019, tapi kami belum tahu kapan dan bagaimana nantinya," lanjut dia.
Khalid memuji capaian pengendalian produksi yang dicapai pada Januari lalu. Seperti diketahui karena kebijakan ini harga minyak kini mulai beranjak naik, bahkan membumbung hingga dua kali lipat sejak titik terendahnya pada 2015-2016.
(gus/gus) Next Article Dampak Krisis Timur Tengah ke Harga Minyak Dipertanyakan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular