
Apa Kelebihan Indeks Harga CPO RI Dibanding Negara Lain?
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
12 April 2018 13:34

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indeks Komoditas Indonesia pagi ini meluncurkan Indonesian Crude Palm Oil Index (ICPOI) yang akan berfungsi memberikan harga acuan komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) Indonesia.
Kehadiran indeks ini memberikan alternatif lain bagi para pebisnis CPO di mana selama ini mereka berkiblat ke indeks di Belanda dan Malaysia untuk melihat harga acuan.
Direktur Utama PT Indeks Komoditas Indonesia Maydin Sipayung menyebutkan empat keunggulan yang dimiliki ICPOI dibandingkan indeks negara lain sehingga dapat menjadi acuan yang sebenarnya.
Pertama, Indeks CPO Indonesia menggunakan data harga di pelabuhan ekspor utama di dalam negeri yakni Belawan, Dumai, dan beberapa pelabuhan ekspor di Kalimantan sementara indeks negara lain menggunakan patokan harga berjangka di pelabuhan beberapa negara.
Kedua, penggunaan metodologi panel assessment untuk pengumpulan data dari transaksi, di mana panel terdiri atas processors, refineries, dan traders. Di negara lainnya, pengumpulan data dilakukan dari transaksi harian dan bursa komoditas.
"Target kami di awal ada 21 anggota panel, yang terdiri dari 8 processors, 8 refineries, dan 5 traders. Saat ini sudah ada 16 anggota panel dengan 7 processors, 6 refineries dan 3 traders. Semakin banyak anggota panel maka referensi harga itu akan semakin baik dan akuntabel," ungkap Maydin dalam acara peluncuran ICPOI di Hotel JS Luwansa, Kamis (12/4/2018).
Ketiga, Indeks CPO Indonesia dikelola oleh institusi yang independen, dalam hal ini PT IKI yang sudah berpengalaman selama 12 tahun mengelola indeks harga acuan batu bara tanah air melalui Indonesian Coal Index (ICI).
"Pengalaman 12 tahun di indeks batu bara kami gunakan untuk meyakinkan perusahaan-perusahaan sawit agar mau membagikan informasi harga mereka. ICI sendiri saat ini sudah memiliki 51 anggota panel sehingga punya daya tawar kuat dalam penentuan harga batu bara global. Harapan kami ICPOI dapat lebih kuat dan akuntabel daripada ICI," jelas Maydin.
Terakhir, Maydin menegaskan Indeks CPO Indonesia memiliki spesifikasi yang jelas untuk melindungi nilai dan melindungi spesifikasi dari komoditas sawit itu sendiri.
ICPOI Report akan digunakan oleh semua pemangku kepentingan industri sawit tanah air antara lain pemerintah sebagai regulator, produsen, konsumen, pedagang/trader, institusi keuangan/perbankan/asuransi, sektor transportasi dalam menentukan biaya logistik, serta konsultan dan akademisi dalam membantu pemerintah menyusun kebijakan terkait industri ke depannya. "
Yang kami bangun adalah harga spot. Ini yang nantinya menjadi dasar harga berjangka [3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun] di bursa perdagangan berjangka komoditas. Ini akan saling melengkapi," pungkasnya.
(ray/ray) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Kehadiran indeks ini memberikan alternatif lain bagi para pebisnis CPO di mana selama ini mereka berkiblat ke indeks di Belanda dan Malaysia untuk melihat harga acuan.
Direktur Utama PT Indeks Komoditas Indonesia Maydin Sipayung menyebutkan empat keunggulan yang dimiliki ICPOI dibandingkan indeks negara lain sehingga dapat menjadi acuan yang sebenarnya.
Kedua, penggunaan metodologi panel assessment untuk pengumpulan data dari transaksi, di mana panel terdiri atas processors, refineries, dan traders. Di negara lainnya, pengumpulan data dilakukan dari transaksi harian dan bursa komoditas.
"Target kami di awal ada 21 anggota panel, yang terdiri dari 8 processors, 8 refineries, dan 5 traders. Saat ini sudah ada 16 anggota panel dengan 7 processors, 6 refineries dan 3 traders. Semakin banyak anggota panel maka referensi harga itu akan semakin baik dan akuntabel," ungkap Maydin dalam acara peluncuran ICPOI di Hotel JS Luwansa, Kamis (12/4/2018).
Ketiga, Indeks CPO Indonesia dikelola oleh institusi yang independen, dalam hal ini PT IKI yang sudah berpengalaman selama 12 tahun mengelola indeks harga acuan batu bara tanah air melalui Indonesian Coal Index (ICI).
"Pengalaman 12 tahun di indeks batu bara kami gunakan untuk meyakinkan perusahaan-perusahaan sawit agar mau membagikan informasi harga mereka. ICI sendiri saat ini sudah memiliki 51 anggota panel sehingga punya daya tawar kuat dalam penentuan harga batu bara global. Harapan kami ICPOI dapat lebih kuat dan akuntabel daripada ICI," jelas Maydin.
Terakhir, Maydin menegaskan Indeks CPO Indonesia memiliki spesifikasi yang jelas untuk melindungi nilai dan melindungi spesifikasi dari komoditas sawit itu sendiri.
ICPOI Report akan digunakan oleh semua pemangku kepentingan industri sawit tanah air antara lain pemerintah sebagai regulator, produsen, konsumen, pedagang/trader, institusi keuangan/perbankan/asuransi, sektor transportasi dalam menentukan biaya logistik, serta konsultan dan akademisi dalam membantu pemerintah menyusun kebijakan terkait industri ke depannya. "
Yang kami bangun adalah harga spot. Ini yang nantinya menjadi dasar harga berjangka [3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun] di bursa perdagangan berjangka komoditas. Ini akan saling melengkapi," pungkasnya.
(ray/ray) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Most Popular