
Harga Beras Tak Kunjung Turun Meski Impor Telah Masuk
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
12 April 2018 08:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang lebaran, harga beras tak kunjung turun bahkan masih bertahan di atas harga eceran tertinggi (HET).
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga rata-rata nasional beras medium kualitas I, Rabu (11/4/2018) tercatat Rp 11.950/kg dan kualitas II Rp 11.750/kg.
Sementara itu, di Jakarta harga beras medium kualitas I mencapai Rp 14.000/kg dan kualitas II Rp 12.900/kg.
Harga di Jakarta itu jauh di atas HET Rp 9.450/kg untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan.
Tingginya harga beras ini menjadi pertanyaan bagi kita semua karena beras impor sebenarnya sudah masuk ke Indonesia dan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sekaligus mendorong penurunan harga.
Adapun saat ini beras impor yang sudah berada di gudang Bulog telah mencapai 421.000 ton.
Beras impor dari berbagai negara itu kemudian menjadi bagian dari cadangan beras pemerintah (CBP).
Menurut Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, penyaluran beras cadangan harus mendapat rekomendasi dari pemerintah. Terkait rekomendasi itu, Djarot mengaku sudah mendapatkan secara tertulis dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Namun, lanjutnya, di dalam surat itu tidak berbicara mengenai berapa banyak volume yang harus disalurkan.
"Sementara, surat Mendag [Menteri Perdagangan] belum bicara tonase," kata Djarot."Beras cadangan itu ada di kewenangan Mendag. Satu-dua hari ini kami siapkan teknis operasionalnya. Setelah selesai, saya akan bicara kepada Mendag.
Tidak hanya Bulog dan Mendag yang sibuk mengurus harga beras, tapi kini juga menjadi tugas dari bank-bank pelat merah.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Maryono mengatakan pihaknya mendapat mandat untuk ikut membantu Bulog melakukan operasi pasar dengan cara mendistribusikan beras Bulog kepada agen laku pandai.
Agen laku pandai adalah singkatan dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif. Program ini dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaring lebih banyak lagi masyarakat yang belum memiliki akses ke lembaga jasa keuangan. Agen laku pandai ini bisa perorangan, warung, toko kelontong, dan sebagainya.
"Kami punya agen kurang lebih 35.000, ini bisa dipakai untuk tempat penjualan beras. Ini supaya harga beras bisa lebih murah," kata Maryono.
Beras impor sudah masuk, bank pemerintah pun dilibatkan. Mari kita tunggu apakah harga beras dapat turun dalam waktu cepat. Jangan sampai terlalu lama, sehingga kita lupa bahwa harga beras itu sekarang sudah mahal.
(prm) Next Article Wah, 900.000 Ton Beras Impor 2017 Numpuk di Gudang Bulog
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga rata-rata nasional beras medium kualitas I, Rabu (11/4/2018) tercatat Rp 11.950/kg dan kualitas II Rp 11.750/kg.
Sementara itu, di Jakarta harga beras medium kualitas I mencapai Rp 14.000/kg dan kualitas II Rp 12.900/kg.
Tingginya harga beras ini menjadi pertanyaan bagi kita semua karena beras impor sebenarnya sudah masuk ke Indonesia dan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sekaligus mendorong penurunan harga.
Adapun saat ini beras impor yang sudah berada di gudang Bulog telah mencapai 421.000 ton.
Beras impor dari berbagai negara itu kemudian menjadi bagian dari cadangan beras pemerintah (CBP).
Menurut Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, penyaluran beras cadangan harus mendapat rekomendasi dari pemerintah. Terkait rekomendasi itu, Djarot mengaku sudah mendapatkan secara tertulis dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Namun, lanjutnya, di dalam surat itu tidak berbicara mengenai berapa banyak volume yang harus disalurkan.
"Sementara, surat Mendag [Menteri Perdagangan] belum bicara tonase," kata Djarot."Beras cadangan itu ada di kewenangan Mendag. Satu-dua hari ini kami siapkan teknis operasionalnya. Setelah selesai, saya akan bicara kepada Mendag.
Tidak hanya Bulog dan Mendag yang sibuk mengurus harga beras, tapi kini juga menjadi tugas dari bank-bank pelat merah.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Maryono mengatakan pihaknya mendapat mandat untuk ikut membantu Bulog melakukan operasi pasar dengan cara mendistribusikan beras Bulog kepada agen laku pandai.
Agen laku pandai adalah singkatan dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif. Program ini dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaring lebih banyak lagi masyarakat yang belum memiliki akses ke lembaga jasa keuangan. Agen laku pandai ini bisa perorangan, warung, toko kelontong, dan sebagainya.
"Kami punya agen kurang lebih 35.000, ini bisa dipakai untuk tempat penjualan beras. Ini supaya harga beras bisa lebih murah," kata Maryono.
Beras impor sudah masuk, bank pemerintah pun dilibatkan. Mari kita tunggu apakah harga beras dapat turun dalam waktu cepat. Jangan sampai terlalu lama, sehingga kita lupa bahwa harga beras itu sekarang sudah mahal.
(prm) Next Article Wah, 900.000 Ton Beras Impor 2017 Numpuk di Gudang Bulog
Most Popular