
Terungkap, Ini Penyebab Harga Beras Tak Kunjung Turun
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
11 April 2018 12:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Lambatnya surat rekomendasi yang seharusnya diserahkan Kementerian Perdagangan kepada Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) ternyata jadi salah satu sebab tak kunjung turunnya harga beras.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengaku, telah menerima surat rekomendasi dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Namun, dalam lampiran surat tersebut belum secara spesifik merinci berapa jumlah beras yang siap digelontorkan ke pasar.
"Sementara, surat Mendag (menteri perdagangan) belum bicara tonase," kata Djarot usia menghadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (11/4/2018).
Djarot menjelaskan, dalam surat rekomendasi tersebut otoritas perdagangan memberikan mandat kepada Bulog, untuk mengamankan beras yang nantinya disalurkan ke tiap pasar tepat sasaran, dan langsung bisa diterima oleh konsumen.
Dalam satu dua hari ke depan, sambung Djarot, Bulog akan menghadap otoritas perdagangan untuk membahas berapa kuota beras yang akan disalurkan. Dia menegaskan, jika surat tersebut tidak dikeluarkan, maka beras cadangan Bulog tidak bisa dikeluarkan.
"Beras cadangan itu ada di kewenangan Mendag (Enggartiasto Lukita). Satu dua hari ini kami siapkan skim teknis operasionalnya. Setelah selesai, saya akan bicara kepada Mendag," jelasnya.
Djarot pun enggan mengomentari keputusan Mendag mengundur kewajiban pedagang menjual harga beras sesuai Harga Eceran Tetap (HET), yang semula ditetapkan pada 1 April 2018 menjadi 13 April 2018. Bulog mengaku tak tahu menahu mengenai hal itu.
"Kamu kok lucu, beliau yang harusnya ditanya [mengenai keputusan tersebut]. Bukan saya," kata dia.
Sebagai informasi, beras impor yang sudah masuk ke gudang Bulog sampai saat ini sudah mencapai 421.000 ton, dari total target yang ditetapkan sebesar 500.000 ton. Bulog menargetkan, seluruh impor beras bisa masuk sebelum bulan puasa.
(roy/roy) Next Article Bos Bulog Lapor ke Jokowi Beras Impor Rusak Tak Terpakai!
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengaku, telah menerima surat rekomendasi dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Namun, dalam lampiran surat tersebut belum secara spesifik merinci berapa jumlah beras yang siap digelontorkan ke pasar.
Dalam satu dua hari ke depan, sambung Djarot, Bulog akan menghadap otoritas perdagangan untuk membahas berapa kuota beras yang akan disalurkan. Dia menegaskan, jika surat tersebut tidak dikeluarkan, maka beras cadangan Bulog tidak bisa dikeluarkan.
"Beras cadangan itu ada di kewenangan Mendag (Enggartiasto Lukita). Satu dua hari ini kami siapkan skim teknis operasionalnya. Setelah selesai, saya akan bicara kepada Mendag," jelasnya.
Djarot pun enggan mengomentari keputusan Mendag mengundur kewajiban pedagang menjual harga beras sesuai Harga Eceran Tetap (HET), yang semula ditetapkan pada 1 April 2018 menjadi 13 April 2018. Bulog mengaku tak tahu menahu mengenai hal itu.
"Kamu kok lucu, beliau yang harusnya ditanya [mengenai keputusan tersebut]. Bukan saya," kata dia.
Sebagai informasi, beras impor yang sudah masuk ke gudang Bulog sampai saat ini sudah mencapai 421.000 ton, dari total target yang ditetapkan sebesar 500.000 ton. Bulog menargetkan, seluruh impor beras bisa masuk sebelum bulan puasa.
(roy/roy) Next Article Bos Bulog Lapor ke Jokowi Beras Impor Rusak Tak Terpakai!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular