Ada Perang Dagang, Produk Kimia Asal China Naik Harga
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
11 April 2018 20:35
Jakarta, CNBC Indonesia - Produk kimia dari China mulai mengalami kenaikan harga. Hal ini diyakini akibat imbas dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
"Kita masih mengamati sebesar apa dampaknya, kita masih lihat. Ibarat anginnya sudah sampai, tapi ombaknya belum. Kita lihat beberapa bahan baku kita jadi naik [harganya] gara-gara trade war itu. Contohnya apa ya, kimia bahasanya agak rumit, tapi yang jelas barang-barang kimia dari China sekarang agak mahal dibanding setahun-dua tahun lalu," jelas Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik Indonesia (Akida) Michael Susanto Pardi, Rabu (11/4/2018).
Kendati demikian, Michael menambahkan masih ada sisi positif dari kenaikan harga ini. Produk kimia dalam negeri, jelasnya, menjadi lebih kompetitif dari sisi harga dibandingkan dengan produk China.
"Dulu kan blong ya impornya karena produk sana lebih murah, sekarang sudah mirip harganya sehingga produk dalam negeri juga dilirik," ujar Michael.
Namun, sisi negatifnya, industri dalam negeri hanya mampu memenuhi 50% kebutuhan produk kimia sehingga konsumen produk-produk tersebut harus menambah modal untuk mengimpor.
(ray/ray) Next Article Inggris Ancam Organisasi yang Sembunyikan Koneksi ke Xinjiang
"Kita masih mengamati sebesar apa dampaknya, kita masih lihat. Ibarat anginnya sudah sampai, tapi ombaknya belum. Kita lihat beberapa bahan baku kita jadi naik [harganya] gara-gara trade war itu. Contohnya apa ya, kimia bahasanya agak rumit, tapi yang jelas barang-barang kimia dari China sekarang agak mahal dibanding setahun-dua tahun lalu," jelas Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik Indonesia (Akida) Michael Susanto Pardi, Rabu (11/4/2018).
Kendati demikian, Michael menambahkan masih ada sisi positif dari kenaikan harga ini. Produk kimia dalam negeri, jelasnya, menjadi lebih kompetitif dari sisi harga dibandingkan dengan produk China.
"Dulu kan blong ya impornya karena produk sana lebih murah, sekarang sudah mirip harganya sehingga produk dalam negeri juga dilirik," ujar Michael.
Namun, sisi negatifnya, industri dalam negeri hanya mampu memenuhi 50% kebutuhan produk kimia sehingga konsumen produk-produk tersebut harus menambah modal untuk mengimpor.
(ray/ray) Next Article Inggris Ancam Organisasi yang Sembunyikan Koneksi ke Xinjiang
Most Popular