Premium Wajib di Jawa-Bali, Bagaimana Nasib Euro 4?

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
09 April 2018 15:48
Premium kembali wajib disalurkan PT Pertamina (Persero) di wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Di sisi lain, kewajiban penerapan BBM berstandar Euro 4 semakin dekat
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia- Premium kembali wajib disalurkan PT Pertamina (Persero) di wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Di sisi lain, kewajiban penerapan BBM berstandar Euro 4 semakin dekat. Sesuai Peraturan Menteri LHK Nomor 20 Tahun 2017, mulai September mendatang penerapan BBM berstandar Euro 4 akan mulai diterapkan secara bertahap hingga tahun 2024.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar enggan berkomentar banyak. "Hari ini kita membahas premium, penerapan Euro 4 nanti kita bahas," kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Senin (9/4/2018).



Arcandra hanya mengemukakan saat ini Pemerintah fokus pada menjaga tingkat inflasi serta memperhatikan daya beli masyarakat. Kata dia, telah terjadi kelangkaan di berbagai wilayah Indonesia atas premium. 

"Kami instruksikan ke Pertamina untuk tetap menjaga pasokan, sebab laporan dari masyarakat di beberapa daerah memang benar ada kekurangan pasokan," terang Arcandra.

Pertamina sendiri sebelumnya sempat mempertanyakan arah kebijakan pemerintah, di mana penyaluran premium tidak sejalan dengan Permen KLHK yang ingin ada peralihan ke BBM berstandar Euro 4 demi menjaga lingkungan.

"Ini membingungkan karena dari KLHK sudah minta Euro IV, tapi bensin premium masih RON 88," ujar Direktur Pertamina Elia Massa Manik pertengahan bulan lalu.

Massa mengatakan pihaknya di sisi lain telah berupaya untuk merespon keinginan Kementerian KLH dengan mengerjakan proyek Langit Biru Cilacap yang diharapkan bisa mulai produksi Desember ini.

Tetapi, jika memproduksi bensin standar Euro IV artinya produksi BBM jenis premium di Kilang Cilacap dampaknya akan berkurang. "Kilang Cilacap tidak bisa lagi produksi Euro 2. Jadi Mohon konsistensi, kami Pertamina tergantung regulasi yang ada," kata Massa.

Masalahnya, lanjut dia, bensin premium masih menjadi jenis bensin yang paling banyak dikonsumsi masyarakat saat ini serta pemerintah meminta untuk tidak ada kelangkaan.

Menanggapi hal itu, Pengamat Energi UGM Fahmy Radhi menilai penerapan Euro 4 memang tidak bisa begitu saja diterapkan. Sebab, apa yang terjadi belakangan ini jelas menjadi bukti bagaimana masyarakat masih sangat bergantung pada premium.

"Selain itu inflasi pun bisa terdorong karena dengan meningkatnya harga BBM, barang kebutuhan lain juga akan terdampak," kata dia.

Maka dari itu, dia melihat penerapan Euro 4 memang sulit dilakukan mulai pada tahun ini. Namun secara bertahap itu akan diterapkan hingga tahun 2024.
(gus/gus) Next Article ESDM Pertanyakan Penyaluran Premium yang Turun 50%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular