
Ada TOD, Pasokan Gedung Kantor di Jakarta Bertambah
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
04 April 2018 15:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) diperkirakan akan membuat pasokan gedung di kawasan pusat bisnis Jakarta atau central business district (CBD) meningkat dari tahun sebelumnya.
Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto memperkirakan hingga akhir tahun 2018, total pasokan gedung perkantoran yang akan beroperasi di CBD Jakarta meningkat seluas 670.000 meter persegi dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut dikarenakan kawasan CBD nantinya akan dilewati oleh berbagai transportasi umum baru dan terintegrasi melalui TOD.
"Pasokan yang tinggi tersebut dikarenakan gedung-gedung baru sekarang itu ukurannya besar-besar atau sekitar 50.000 meter persegi. Yang membuat gedung-gedung tersebut dibuat besar karena peningkatan peluang bisnis di sekitar jalan yang akan dilalui Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT) dan terintegrasi dengan TOD", ujar ujar Ferry, di World Trade Center Building, Rabu (4/4/2018).
Dengan dibangunnya transportasi umum terintegrasi dan juga fasilitas untuk mengurangi dampak kemacetan seperti electronic road pricing (ERP), membuat penyewa gedung akan memilih tempat yang strategis dan mudah bagi para karyawannya.
Selain itu, tingginya pasokan gedung tersebut disebabkan oleh demand (permintaan) penyewa yang berasal dari perusahaan yang sedang tren saat ini yaitu e-commerce dan juga start up digital. Dukungan tersebut diantaranya kebutuhan akan ruang kerja bersama (co-working space) untuk perusahaan-perusahaan tersebut.
"Tenant yang saat ini sedang tren melakukan ekspansi seperti perusahaan e-commerce dan start up digital mendukung peningkatan pasokan gedung tersebut", tambah Ferry.
Menurut datanya, peningkatan pasokan gedung perkantoran sudah terlihat di kuartal I-2018 yaitu tumbuhnya high rise building (gedung perkantoran besar) sebanyak 10,6% dibandingkan dengan tahun lalu.
Kenaikan pasokan high rise building tersebut didukung dengan dibukanya gedung perkantoran baru bernama Prosperity dan Treasury Tower di kawasan CBD seluas 200.000 meter persegi.
"Diperkirakan pada tahun 2018-2021 gedung perkantoran baru di Jakarta menjadi sebanyak 1,69 juta persegi. Diantaranya 1,8 juta meter persegi di kawasan CBD dan 890 ribu meter persegi di luar kawasan CBD", ujar Ferry.
Namun, tingginya pasokan gedung tersebut diperkirakan tidak sebanding dengan demand (permintaan) akan gedung perkantoran baru yang ada. Hal tersebut dikarenakanmasih tingginya pasokan gedung perkantoran lama yang masih kosong di kawasan CBD tersebut.
Sehingga, diperkirakan penyerapan gedung di pusat bisnis Jakarta tersebut hanya akan mencapai 79,1% hingga akhir tahun ini.
(roy/roy) Next Article 3 Kawasan DKI Jadi TOD Baru, Siap-Siap Propertinya 'Meledak'
Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto memperkirakan hingga akhir tahun 2018, total pasokan gedung perkantoran yang akan beroperasi di CBD Jakarta meningkat seluas 670.000 meter persegi dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut dikarenakan kawasan CBD nantinya akan dilewati oleh berbagai transportasi umum baru dan terintegrasi melalui TOD.
Selain itu, tingginya pasokan gedung tersebut disebabkan oleh demand (permintaan) penyewa yang berasal dari perusahaan yang sedang tren saat ini yaitu e-commerce dan juga start up digital. Dukungan tersebut diantaranya kebutuhan akan ruang kerja bersama (co-working space) untuk perusahaan-perusahaan tersebut.
"Tenant yang saat ini sedang tren melakukan ekspansi seperti perusahaan e-commerce dan start up digital mendukung peningkatan pasokan gedung tersebut", tambah Ferry.
Menurut datanya, peningkatan pasokan gedung perkantoran sudah terlihat di kuartal I-2018 yaitu tumbuhnya high rise building (gedung perkantoran besar) sebanyak 10,6% dibandingkan dengan tahun lalu.
Kenaikan pasokan high rise building tersebut didukung dengan dibukanya gedung perkantoran baru bernama Prosperity dan Treasury Tower di kawasan CBD seluas 200.000 meter persegi.
"Diperkirakan pada tahun 2018-2021 gedung perkantoran baru di Jakarta menjadi sebanyak 1,69 juta persegi. Diantaranya 1,8 juta meter persegi di kawasan CBD dan 890 ribu meter persegi di luar kawasan CBD", ujar Ferry.
Namun, tingginya pasokan gedung tersebut diperkirakan tidak sebanding dengan demand (permintaan) akan gedung perkantoran baru yang ada. Hal tersebut dikarenakanmasih tingginya pasokan gedung perkantoran lama yang masih kosong di kawasan CBD tersebut.
Sehingga, diperkirakan penyerapan gedung di pusat bisnis Jakarta tersebut hanya akan mencapai 79,1% hingga akhir tahun ini.
(roy/roy) Next Article 3 Kawasan DKI Jadi TOD Baru, Siap-Siap Propertinya 'Meledak'
Most Popular