Jokowi: Harus Impor, Garam Industri Beda dari Produksi Petani

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
04 April 2018 11:48
RI memutuskan untuk mengimpor hingga 3,7 juta ton garam tahun ini.
Foto: CNBC Indonesia/Pablo
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo ikut berkomentar terkait kisruh garam di dalam negeri.  

Menurut Presiden, semua pihak harus realistis bahwa industri membutuhkan bahan baku garam dengan kualitas berbeda dengan yang dihasilkan petani.  

"Kita harus realistis bahwa industri kita butuh garam dengan kualitas berbeda dengan yang dihasilkan petani garam, segmentasi berbeda, pasarnya berbeda, kualitasnya berbeda. Kalau kita tidak impor akibatnya ya industrinya bisa berhenti," ungkap Presiden usai membuka Indonesia Industrial Summit 2018 di Jakarta Convention Center, Rabu (4/4/2018). 



Jokowi mengibaratkan penggunaan garam sebagai bahan baku industri seperti penggunaan ban pada mobil. Meskipun penggunaan garam kecil, tapi menjadi kunci bagi industri.

"Meskipun penggunaannya mungkin hanya 2% tapi menjadi kunci, seperti mobil tanpa ban ya nggak jadi mobil kan? Ini yang terjadi karena garam industri dibutuhkan untuk [industri] kaca, kosmetik, makanan dan minuman, kertas, farmasi, banyak industri yg membutuhkan ini," jelas Kepala Negara.

Presiden juga meminta semua pihak untuk membedakan garam industri dengan garam produksi rakyat.

Dia mengaku terus memantau harga garam di sentra-sentra produksi seperti Madura, NTT, Aceh yang menurutnya masih pada posisi harga yang baik.

"Kita juga sudah perintahkan aparat untuk mengawasi supaya garam industri yang diimpor tidak merembes ke pasar," tutupnya.
(ray/ray) Next Article Jokowi Geram Impor Garam Tiada Henti: Dari Dulu Begitu Terus!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular