
Waspada Tekanan Inflasi April : Harga Bensin & Bumbu Dapur
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 April 2018 13:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan pergerakan inflasi April 2018 masih akan mengalami tekanan. Selain dari harga makanan bergejolak (volatile food), otoritas statistik secara tidak langsung menyebut ada pula tekanan dari administered prices.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertalite yang baru saja diumumkan pada akhir Maret perlu diwaspadai karena akan memberikan pengaruh bagi inflasi.
"Dampaknya masih akan terjadi di April. Berapa besarnya, saya tidak tahu. [...] Mudah-mudahan tidak terjadi kenaikan [harga bensin] lagi," kata Suhariyanto di gedung BPS, Senin (2/4/2018).
Berdasarkan penghitungan BPS, bobot bensin jenis Pertalite terhadap inflasi saat ini sudah mencapai 43% sementara premium hanya sekitar 32%. Perubahan pola ini, sambung dia, perlu diwaspadai lantaran kenaikan sekecil apapun harga Pertalite bisa memengaruhi inflasi.
"Harus diakui porsi Pertalite memang naik dan porsi Premium agak turun. Pertamax sekarang 23%," katanya.
Selain dari harga bensin, harga sejumlah komoditas pangan strategis pun dipekrirakan masih akan menjadi tekanan inflasi April. Misalnya, komoditas bumbu-bumbu seperti cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.
"Bumbu-bumbu nampaknya akan terfluktuasi karena pengarh cuaca. Kalau beras sudah bisa dihandle, karena sudah panen raya di April. [...] Harapan kami [inflasi] masih terkendali di bawah 3,5%," katanya.
Sebagai informasi Bank Indonesia masih memproyeksikan pergerakan inflasi sepanjang 2018 sebesar 3,5%. Angka tersebut merupakan target tengah range yang ditetapkan bank sentral awal tahun sebesar 2,5-4,5%.
Adappun BPS melaporkan, tingkat inflasi Maret 2018 mencapai 0,2% secara month to month. Sementara itu, tingkat inflasi secara tahun ke tahun (year on year) mencapai 3,4%, atau dianggap masih relatif terkendali dan masih sejalan dengan target.
(dru) Next Article Emas Perhiasan, Penyumbang Terbesar Inflasi 2019!
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertalite yang baru saja diumumkan pada akhir Maret perlu diwaspadai karena akan memberikan pengaruh bagi inflasi.
"Dampaknya masih akan terjadi di April. Berapa besarnya, saya tidak tahu. [...] Mudah-mudahan tidak terjadi kenaikan [harga bensin] lagi," kata Suhariyanto di gedung BPS, Senin (2/4/2018).
"Harus diakui porsi Pertalite memang naik dan porsi Premium agak turun. Pertamax sekarang 23%," katanya.
Selain dari harga bensin, harga sejumlah komoditas pangan strategis pun dipekrirakan masih akan menjadi tekanan inflasi April. Misalnya, komoditas bumbu-bumbu seperti cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.
"Bumbu-bumbu nampaknya akan terfluktuasi karena pengarh cuaca. Kalau beras sudah bisa dihandle, karena sudah panen raya di April. [...] Harapan kami [inflasi] masih terkendali di bawah 3,5%," katanya.
Sebagai informasi Bank Indonesia masih memproyeksikan pergerakan inflasi sepanjang 2018 sebesar 3,5%. Angka tersebut merupakan target tengah range yang ditetapkan bank sentral awal tahun sebesar 2,5-4,5%.
Adappun BPS melaporkan, tingkat inflasi Maret 2018 mencapai 0,2% secara month to month. Sementara itu, tingkat inflasi secara tahun ke tahun (year on year) mencapai 3,4%, atau dianggap masih relatif terkendali dan masih sejalan dengan target.
(dru) Next Article Emas Perhiasan, Penyumbang Terbesar Inflasi 2019!
Most Popular