Harga Tinggi, Ini 10 Komoditas yang Jadi Biang Kerok Inflasi

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
04 January 2021 13:45
Pekerja mengangkut beras milik Perum Bulog di kawasan Kelapa gading, Jakarta, Senin (30/11/2020). Kementan kembali memastikan meski tengah dilanda pandemi Covid-19 pasokan beras hingga akhir tahun masih ada stok sebanyak 1,05 juta ton. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Gudang Beras Bulog (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang 2020 sebesar 1,68%. Inflasi ini terendah sepanjang sejarah Indonesia.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, jika dilihat dari komponennya, pendorong inflasi selama 2020 adalah bahan makanan.

"Komponen bahan makanan, minuman dan tembakau andilnya sebesar 0,91% dengan tingkat inflasi 3,63%," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (4/1/2020).

Kemudian kedua didorong oleh komponen kesehatan dengan andil 0,07% dan inflasi 2,79%. Kesehatan pendorong kedua tertinggi karena pandemi Covid-19 membuat sektor kesehatan menjadi kebutuhan utama masyarakat setelah makanan dan minuman.

Selain itu, ada juga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberikan andil 0,35% dengan inflasi 5,80%. Inflasi ini disebabkan kenaikan harga emas dan perhiasan selama pandemi Covid-19.

Berikut 10 komoditas yang mendorong inflasi sepanjang tahun 2020:

1. Emas perhiasan 0,26%

2. Cabe merah 0,16%

3. Minyak goreng 0,10%

4. Rokok kretek filter 0,09%

5. Rokok kretek putih 0,09%

6. Daging ayam ras 0,05%

7. Telur ayam ras 0,04%

8. Ikan segar 0,04%

9. Nasi dengan lauk 0,04%

10. Uang kuliah akademis/perguruan tinggi 0,04%


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cabai yang Makin 'Pedas' Dorong Terjadinya Inflasi Oktober

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular