
Tarif Tol Becakayu Mahal, BPJT: Kalau Tak Mau Pakai Ya Sudah
Exist In Exist, CNBC Indonesia
23 March 2018 15:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai tarif jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) tidak perlu diturunkan.
Padahal banyak yang mengeluarkan mahalnya tarif yang dibebankan pada pengguna mobil. Contoh dari Taman Galaxy Jaka Sampurna (Bekasi) sampai Cawang (Jakarta) bapengendaran dikenakan biaya Rp 14.000 per perjalanan. Untuk diketahui, tol JORR memiliki tarif Rp 9.500 dan untuk tol dalam kota Rp 9.000 per perjalanan.
Meskipun menjadi salah satu tol dengan tarif mahal yaitu Rp 1.500/Km, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry TZ mengatakan hal ini tidak menjadi penyebab utama sedikitnya volume kendaraan yang masuk ke jalan tol tersebut.
"Jangan [turunkan tarif], biarin saja sih kalau itu saya pikir, kan ada berbagai alternatif untuk meningkatkan volume kendaraan," ujarnya di Kementerian PUPR, Jumat (23/3/2018).
Selain itu, lanjutnya, masyarakat di wilayah Jabodetabek sebagai pengguna utama tol tersebut dinilai masih memiliki tingkat daya beli yang tinggi.
"Jakarta kan daya belinya masih besar. Kalau dirasa mahal ya biar saja, kalau tidak mau pakai ya sudah," kata dia.
Oleh karena itu, dia menegaskan rencana penurunan tarif tol dengan skema perpanjangan konsesi tidak akan diberlakukan di seluruh jalan tol, melainkan khusus jalan tol yang dirasa memiliki tarif mahal dan memberatkan masyarakat.
"Jadi tidak berlaku umum, yang sudah murah dibiarkan. Yang dianggap terlalu mahal kita sesuaikab, yang masih baru, seperti tol antar kota di luar Jakarta," tegasnya.
(roy/roy) Next Article Catat! Ini 10 Tol yang Tarifnya Mau Naik di Awal 2020
Padahal banyak yang mengeluarkan mahalnya tarif yang dibebankan pada pengguna mobil. Contoh dari Taman Galaxy Jaka Sampurna (Bekasi) sampai Cawang (Jakarta) bapengendaran dikenakan biaya Rp 14.000 per perjalanan. Untuk diketahui, tol JORR memiliki tarif Rp 9.500 dan untuk tol dalam kota Rp 9.000 per perjalanan.
Meskipun menjadi salah satu tol dengan tarif mahal yaitu Rp 1.500/Km, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry TZ mengatakan hal ini tidak menjadi penyebab utama sedikitnya volume kendaraan yang masuk ke jalan tol tersebut.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat di wilayah Jabodetabek sebagai pengguna utama tol tersebut dinilai masih memiliki tingkat daya beli yang tinggi.
"Jakarta kan daya belinya masih besar. Kalau dirasa mahal ya biar saja, kalau tidak mau pakai ya sudah," kata dia.
Oleh karena itu, dia menegaskan rencana penurunan tarif tol dengan skema perpanjangan konsesi tidak akan diberlakukan di seluruh jalan tol, melainkan khusus jalan tol yang dirasa memiliki tarif mahal dan memberatkan masyarakat.
"Jadi tidak berlaku umum, yang sudah murah dibiarkan. Yang dianggap terlalu mahal kita sesuaikab, yang masih baru, seperti tol antar kota di luar Jakarta," tegasnya.
(roy/roy) Next Article Catat! Ini 10 Tol yang Tarifnya Mau Naik di Awal 2020
Most Popular